Puncak Omicron Diperkirakan Terjadi di Februari Hingga Maret, Luhut Binsar Pandjaitan Himbau Masyarakat Tetap Waspada!

Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi memprediksi puncak penyebaran Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan melonjak di bulan Februari hingga Maret 2022.

Puncak Omicron Diperkirakan Terjadi di Februari Hingga Maret, Luhut Binsar Pandjaitan Himbau Masyarakat Tetap Waspada!
Luhut Binsar Pandjaitan Himbau Masyarakat Untuk Tetap Waspada. Gambar: Dok. Humas Kemenko

BaperaNews - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi penyebaran varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia akan meningkat atau melonjak pada pertengahan bulan Februari hingga awal Maret 2022.

Prediksi ini dilihat dari peningkatan kasus saat ini yang mencapai angka 1.054 kasus per hari dengan kasus transmisi lokal yang sudah lebih tinggi dari kasus transmisi pelaku perjalanan luar negeri.

“Berdasarkan data yang sudah kita amati, puncak gelombang Omicron diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal bulan Maret nanti,” ujar Luhut.

Luhut Binsar Pandjaitan pun sampai menegaskan pernyataan tersebut hingga dua kali.

“Saya ulangi, dari hasil trajectory, puncak terjadi omicron pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” sambungannya.

Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa kasus yang berada di wilayah Jawa dan Bali sudah mendominasi kasus positif yang terjadi di Indonesia, terutama Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Selain kenaikan kasus di Jakarta dan Bali kenaikan kasus juga terlihat di provinsi Jawa Barat dan Banten. Karena wilayah tersebut masuk dalam bagian Aglomerasi Jabodetabek.

Baca Juga: CDC Keluarkan Aturan Baru Soal Pemakaian Masker Untuk Cegah Virus Covid-19 Varian Omicron

Bahkan Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi  bahwa kasus omicron akan berpotensi naik secara drastic di wilayah Ibu Kota jika protokol kesehatan tidak dijalankan secara ketat.

"Berdasarkan proyeksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati. Jadi kita semua bertanggung jawab untuk kita. Saya mohon supaya kita semua satu," jelasnya.

Semantara untuk wilayah di luar pulau Jawa dan Bali, kasusnya masih relatif lebih terjaga. Kendati demikian, Luhut pun memprediksi penyebaran kasus juga akan lebih cepat mengingat tingginya mobilitas di wilayah Jawa dan Bali.

Sehingga tak heran, Luhut Binsar Pandjaitan meminta perusahaan untuk menjalankan kebijakan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) selama dua minggu ke depan.

Setiap perusahaan dapat melakukan asesmen sesuai dengan keadaannya masing-masing untuk menentukan kebijakan WFH tersebut. Jika tidak mengganggu produktivitas.

"Tapi kami menghimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya tidak perlu 100 persen yang hadir. Jadi diatur saja, lihat situasinya apakah dibikin 75 persen untuk dua minggu ke depan," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu panik soal omicron ini, namun harus tetap waspada dan kehati-hatian harus ditingkatkan. Sebisa mungkin menghindari kerumunan dan semakin memperketat penerapan protokol kesehatan.

Baca Juga: PPKM Luar Pulau Jawa Dan Bali Kembali Diperpanjang Hingga 31 Januari