Pihak RSUD Pagelaran Buka Suara Terkait Wanita Buta Setelah Suntik KB

Direktur Utama RSUD Pagelaran, dr. Jan Izaac Ferdinandus, memberikan tanggapan terkait adanya pasien wanita yang mengalami kebutaan setelah suntik KB.

Pihak RSUD Pagelaran Buka Suara Terkait Wanita Buta Setelah Suntik KB
Pihak RSUD Pagelaran Buka Suara Terkait Wanita Buta Setelah Suntik KB. Gambar : Tangkapan Layar youtube.com/@tvOneNews

BaperaNews - Seorang ibu rumah tangga di Cianjur, Jawa Barat, dilaporkan mengalami kebutaan setelah menjalani suntik KB di salah satu klinik di daerah tersebut. 

Peristiwa ini memicu kekhawatiran masyarakat, terutama setelah korban mengalami kejang-kejang dan kehilangan penglihatan. Namun, pihak RSUD Pagelaran, tempat korban dirawat, membantah bahwa suntik KB menjadi penyebab kebutaan tersebut.

Direktur Utama RSUD Pagelaran, dr. Jan Izaac Ferdinandus, pada Kamis (3/10), menjelaskan bahwa suntik KB tidak menyebabkan kebutaan pada korban.

Menurutnya, pasien, yang merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 19 tahun asal Kampung Cieurih, Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, mengalami kejang setelah suntik KB, namun kondisinya kemudian membaik dan tidak mengalami kebutaan.

"Pasien sempat dirujuk ke RSUD Pagelaran dalam keadaan sadar. Ia bisa melihat dan berbicara dengan tim medis saat tiba di IGD," kata dr. Jan. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa blackout atau hilangnya kesadaran sementara, seperti yang dialami korban, bisa terjadi sebelum kejang-kejang dan tidak selalu terkait langsung dengan suntik KB.

Peristiwa ini bermula ketika korban, yang hanya diidentifikasi sebagai SP (19), mengalami penurunan kondisi kesehatan dan mendapat infus di klinik sebelum melanjutkan prosedur suntik KB pada hari berikutnya. 

Baca Juga : Ayah Perkosa Anak di Pati Berkali-kali hingga Dipaksa Suntik KB

Beberapa jam setelah suntik KB, korban mengalami kejang dan dilarikan ke rumah sakit. Keluarga korban sempat khawatir bahwa suntik KB yang diterimanya menyebabkan kebutaan.

Namun, dr. Jan menegaskan bahwa kondisi tersebut lebih mungkin disebabkan oleh infeksi pada saraf pusat yang memicu kejang-kejang, bukan akibat suntik KB. 

"Kejang tonik yang dialami pasien bisa dipicu oleh infeksi, bukan suntik KB," tambahnya. 

Setelah menjalani perawatan, pasien diperbolehkan pulang dan kini dalam kondisi stabil, menjalani rawat jalan.

Meskipun kejadian ini sempat memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat Cianjur, dr. Jan meminta agar masyarakat tidak mengaitkan suntik KB secara langsung dengan risiko kebutaan.

Ia juga menegaskan pentingnya masyarakat untuk tidak langsung mengaitkan kejadian medis yang tidak biasa dengan prosedur kesehatan tertentu tanpa pemeriksaan lebih lanjut.

Pihak keluarga korban saat ini masih menunggu hasil diagnosa lengkap dari pihak rumah sakit untuk mengetahui penyebab pasti kejang yang dialami korban. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai kondisi kesehatan korban yang lebih rinci.

Baca Juga : Heboh! Seorang Wanita Jombang Kena Autoimun Usai Lakukan Suntik Putih