Perempuan Lumpuh jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Sopir Taksi Online

CD, seorang perempuan lumpuh, menjadi korban pelecehan seksual oleh sopir taksi online di Jakarta.

Perempuan Lumpuh jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Sopir Taksi Online
Perempuan Lumpuh jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Sopir Taksi Online. Gambar : Ilustrasi Canva

BaperaNews - Seorang perempuan lumpuh berinisial CD (55) menjadi korban pelecehan seksual oleh sopir taksi online berinisial IA di Jakarta Selatan pada Selasa (9/7). Peristiwa ini terjadi di teras rumah korban sekitar pukul 15.00 WIB, saat IA mengantarnya pulang dari kantor.

CD menduga bahwa IA mungkin pernah melakukan pelecehan serupa sebelumnya karena pelaku terlihat santai dan tersenyum saat melakukan tindakan tersebut.

“Saya menduga dia sudah pernah melakukan hal serupa (pelecehan seksual) sebelumnya,” ujar CD saat ditemui pada Jumat (12/7).

"Saat mendapatkan pelecehan, saya tahu dia melakukannya dengan santai, dia tersenyum soalnya,” tambahnya.

Kejadian bermula ketika CD meminta bantuan IA untuk membantunya berjalan dari mobil ke teras rumah karena keterbatasannya akibat lumpuh. IA kemudian memanfaatkan situasi tersebut dengan menggenggam tangan CD seperti orang pacaran.

Setibanya di depan teras, IA tidak segera pergi, tetapi justru tersenyum dan memuji CD sebagai perempuan yang cantik. Selanjutnya, IA melakukan gerakan rangkulan dan mencium pipi kanan CD.

Setelah insiden tersebut, CD bersikeras agar IA segera meninggalkan rumahnya. Namun, IA sempat meminta izin untuk menutup pintu gerbang dengan nada bergetar, yang menurut CD menunjukkan bahwa IA sedang bernafsu. Ketika CD meminta IA untuk pergi, IA justru memaksa mencium pipi kanan CD untuk kedua kalinya.

Baca Juga: Ketua Departemen di Unhas Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke 4 Mahasiwi Akhir

“Pas saya ngomong gitu, dia malah berkata, ‘Boleh enggak saya cium lagi'. Belum sempat saya respons, dia langsung melakukan gerakan serupa. Menarik bahu saya, merangkul menggunakan tangan kanannya, dan mencium pipi kanan saya untuk kedua kalinya,” ungkap CD.

Setelah kejadian tersebut, CD merasa perlu untuk memberitahu publik mengenai insiden yang dialaminya.

“Saya ingin semua perempuan bisa berbicara, speak up lah saat mendapatkan pelecehan. Jangan dipendam dan dianggap sebagai aib,” ungkap CD.

Ia juga mengajak korban pelecehan seksual lainnya untuk tidak takut berbicara dan membagikan cerita mereka agar pelaku tidak bebas berkeliaran.

CD menduga tidak ada korban lain yang melaporkan IA baik ke aplikator taksi online maupun ke pihak kepolisian, sehingga IA masih bekerja sebagai sopir taksi online.

“Saya menduga tidak ada korban yang membuat laporan, baik ke aplikator atau kepolisian. Buktinya dia masih menjadi sopir taksi online,” ujarnya.

CD meyakini bahwa dengan berbicara atau menulis mengenai pengalaman buruk, korban pelecehan seksual dapat merasa lebih tenang dan mengeluarkan energi negatif yang dipendam.

“Dengan speak up, bercerita atau menulis, secara tak langsung mengeluarkan energi negatif atas peristiwa buruk yang kita alami. Jadi, saya harap perempuan di luar sana berani speak up,” imbuh CD.

Pelecehan seksual oleh sopir taksi online ini menambah daftar panjang kasus pelecehan di layanan transportasi umum.

Banyak korban yang memilih diam karena takut atau malu, tetapi CD berharap dengan berbagi cerita, lebih banyak korban akan berani berbicara dan melaporkan pelaku pelecehan.

Baca Juga: Ibu Hamil Diduga Jadi Korban Pelecehan Oknum Dokter di Palembang, Disuntik Hingga Tak Sadarkan Diri