Nenek di Pamulang Tewas Usai Antre Beli Gas 3 Kg, Dikenal Pekerja Keras dan Sedang Nabung untuk Umrah
Seorang lansia di Tangerang Selatan meninggal setelah mengantre gas LPG 3 kg. Warga kesulitan akibat aturan baru pembelian gas subsidi.
BaperaNews - Seorang perempuan lanjut usia, Yonih Binti Saman (68), warga Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, meninggal setelah antre gas LPG 3 kg pada Senin (3/2) sekitar pukul 12.30 WIB. Yonih diduga kelelahan setelah membawa tabung gas ke rumahnya.
Sebelum kejadian, Yonih sempat berkeliling mencari gas LPG 3 kg sambil membawa dua tabung kosong. Ia kemudian mengantre di salah satu pangkalan resmi yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Menurut keterangan keluarga, Yonih berangkat sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah satu jam mengantre, ia mendapatkan satu tabung gas LPG 3 kg dan segera berjalan pulang.
Dalam perjalanan, ia berhenti beristirahat di dekat sebuah tempat laundry. Pemilik laundry melihat Yonih tampak kelelahan dan mengajaknya duduk. Tak lama kemudian, menantunya menjemputnya untuk pulang.
Setibanya di rumah, Yonih tiba-tiba lemah dan pingsan. Adiknya, Rohaya (51), sempat mengajaknya berbicara, tetapi Yonih tidak merespons. Sebelum kehilangan kesadaran, ia sempat mengucapkan "Allahu Akbar" dua kali.
Melihat kondisi tersebut, keluarga segera membawanya ke Rumah Sakit Permata Pamulang. Namun, sesampainya di rumah sakit, Yonih sudah tidak dapat tertolong.
Jenazahnya dimakamkan di TPU Wakaf RW 07, Kelurahan Pamulang Barat, pada Senin sore sekitar pukul 15.30 WIB.
Rohaya menyebut bahwa Yonih tidak memiliki riwayat penyakit serius dan dikenal sebagai sosok yang rajin.
Baca Juga : LPG 3 Kg Kini Tak Dijual ke Pengecer, Dapat Dibeli di Pangkalan Resmi Pertamina
Yonih sehari-hari berjualan nasi uduk di pagi hari dan memasak di malam hari. Ia juga berusaha mencari tambahan penghasilan dengan berbagai cara. Menurut Rohaya, kakaknya sedang menabung untuk bisa beribadah umrah.
"Dia orangnya enggak bisa diam, selalu kerja. Saya sudah bilang enggak usah terlalu capek, cukup jualan sembako saja. Tapi dia tetap semangat cari tambahan uang buat umrah," ujar Rohaya.
Ketua RT 01 RW 07 Pamulang Barat, Saiful, mengatakan bahwa beberapa warga melihat Yonih dalam kondisi lemah setelah membawa tabung gas ke rumahnya.
"Setelah membawa dua tabung gas, mungkin dia lelah. Warga yang melihat langsung memberikan pertolongan pertama," kata Saiful.
Setelah mengetahui kondisinya, warga segera menghubungi keluarga agar bisa segera membawanya ke rumah sakit. Namun, Yonih dinyatakan meninggal sebelum mendapat perawatan lebih lanjut.
Peristiwa ini terjadi di tengah kebijakan pembatasan penjualan gas LPG 3 kg oleh Pertamina sejak 1 Februari 2025. Dengan aturan baru, masyarakat tidak bisa lagi membeli gas subsidi di toko kelontong atau pengecer, sehingga harus mencari gas ke agen resmi yang lebih jauh dari rumah mereka.
Banyak warga di sekitar Pamulang mengaku kesulitan mendapatkan LPG 3 kg karena persediaan terbatas dan antrean yang semakin panjang. Beberapa warga bahkan harus berjalan jauh dan mengantre lebih lama untuk mendapatkan gas subsidi tersebut.
Baca Juga : Sri Mulyani Bongkar Harga Asli LPG 3 Kg dan Solar Jika Tanpa Subsidi