Tak Dibayar, Banyak Mitra dari Program Makan Bergizi Gratis Mundur
Banyak relawan program Makan Bergizi Gratis mundur akibat ketidakpastian gaji. Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menjelaskan kendala anggaran dan aturan teknis.
BaperaNews - Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono memberikan penjelasan terkait banyaknya relawan dan mitra dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memilih mundur karena tidak adanya kepastian pembayaran gaji.
Program yang bertujuan menyediakan makan bergizi secara gratis untuk masyarakat ini mengalami kendala dalam hal pembayaran kepada relawan, meski anggaran dari pemerintah pusat sudah disiapkan.
Adhy Karyono mengungkapkan bahwa pembiayaan program Makan Bergizi Gratis seluruhnya berasal dari pemerintah pusat, sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp400 miliar dari APBD untuk mendukung program tersebut.
Namun, alokasi anggaran tersebut belum dapat digunakan karena terkendala dengan aturan dan petunjuk teknis (juknis) yang belum diterbitkan oleh pemerintah pusat.
"Sehingga sementara ini, konsentrasi kami tidak digunakan untuk menambah target atau bantuan makannya, tapi digunakan untuk supporting dapurnya atau distribusinya," ujar Adhy Karyono dalam wawancara pada Jumat (1/2).
Meskipun sudah ada alokasi anggaran, masalah ketidakpastian pembayaran gaji relawan tetap menjadi kendala utama dalam pelaksanaan program.
Salah satu pasangan suami istri yang bekerja sebagai relawan dalam program ini, Moh Farid (56) dan Asia Wulandari (48), memilih mengundurkan diri setelah beberapa bulan bekerja tanpa kejelasan mengenai gaji mereka.
Baca Juga : Belalang, Jangkrik hingga Ulat Sagu Bakal Jadi Alternatif Makan Bergizi Gratis
Keduanya adalah warga Desa Pandian, Kecamatan Kota, Sumenep, dan memiliki usaha warung nasi yang telah berjalan selama 13 tahun. Farid bertugas di bagian pemorsian, sementara Wulan bertugas di bagian penyayuran.
Menurut Farid, relawan yang bekerja di bagian penyayuran harus memulai tugasnya sejak pukul 01.00 WIB, sementara relawan di bagian pemorsian mulai bekerja pukul 04.00 WIB hingga semua menu selesai dimasak.
Mereka bekerja keras untuk menyajikan makan bergizi gratis bagi warga, tetapi setelah dipindahtugaskan ke bagian lain, keduanya merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk mundur. Farid ditugaskan sebagai sekuriti dapur, sementara Wulan dipindahkan ke bagian pemorsian.
Farid mengungkapkan bahwa keputusan untuk mundur terutama dipengaruhi oleh jam kerja yang tidak sesuai dengan jadwal usaha warung nasi mereka. Selain itu, mereka juga merasa tidak ada kepastian mengenai gaji yang akan diterima.
Meskipun sudah mengikuti pelatihan di Kodim 0827 Sumenep pada September 2024, Farid mengatakan tidak ada dokumen resmi yang menjelaskan besaran gaji yang diterima oleh relawan.
"Sampai sekarang, tidak ada sama sekali hitam di atas putih soal gaji. Saya sempat bertanya kepada Kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis, Mohammad Kholilur Rahman, pada 11 Januari 2025, namun tidak ada jawaban yang memuaskan," ungkap Farid.
Ia hanya mengetahui bahwa nominal gaji relawan yang bekerja pada siang dan malam hari berbeda, tetapi hingga pengunduran dirinya, ia tetap tidak mengetahui berapa gaji yang akan diterimanya.
Baca Juga : Makan Bergizi Gratis Tetap Ada Saat Ramadan 2025, BGN: Ada Susu hingga Kurma