Muncul Banyak Varian Baru Covid-19, Ahli Ingatkan Covid-19 Semakin Tidak Menunjukkan Gejala
Varian baru dari Covid-19 masih terus bermunculan, Ahli Fakultas Kedokteran UI ingatkan Covid-19 semakin tidak menunjukan gejala!
BaperaNews - Hingga kini varian baru dari Covid-19 masih terus bermunculan. Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Prasenohadi, menyampaikan berbagai varian baru dari virus Covid-19 semakin kesini semakin tidak menunjukkan gejalan yang khas.
“Awalnya bersarang di saluran pernapasan atas. Tapi kenyataannya, dengan perjalanan waktu, ternyata virus ini mampu mencapai organ-organ tertentu,” tutur Prasenohadi dalam bincang-bincang "Perkembangan Gejala pada Subvarian Covid-19 BA.5", (26/7).
Prasenohadi mengatakan pada awalnya memang infeksi akibat Covid-19 menyerang saluran pernapan bagian atas.
Gejala yang diderita Covid-19 pun biasanya berupa batuk, pilek, demam seperti influenza atau ditambah sesak napas bila bergejala sedang hingga berat.
Saat ini pada kasus varian Delta, gejala Covid-19 yang paling banyak dilaporkan penderita berupa sesak napas.
Sedangkan pada kasus Covid-19 varian Omicron, gejala yang paling banyak adalah batuk. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena disebabkan oleh antibody yang meningkat karena tingginya cakupan vaksinasi atau Omicron yang lebih lemah dari keganasan Delta.
Namun, seiring berjalannya waktu ditemukan pula pasien Covid-19 justru memiliki gejala seperti diare. Prasenohadi menjelaskan kekhasan yang semakin hilang itu disebabkan virus dapat menyebar ke sejumlah organ tubuh tertentu dan mengganggu fungsi organ berjalan dengan baik seperti biasa.
Baca Juga : Virus Baru Muncul Di China, Lebih Berbahaya Dari Covid-19
“Sering ditemukan orang dengan diare ternyata begitu diusap PCR positif dan keluhannya hanya diare, atau pasien dengan kelelahan dan kesadaran menurun. Itu karena bisa menyerang otak, usus, ginjal, dan sebagainya,” ucapnya.
Penyebab lain yakni ditemukannya virus akan mengenai organ yang dianggapnya lemah sehingga keluhan akan gejala yang dirasakan pasien sudah tidak dapat lagi dikatakan khas.
Dari beberapa pemeriksaan Covid-19 yang ia lakukan ditemukan ada pasien yang telah dinyatakan negatif Covid-19 justru tiba-tiba mengalami gangguan ginjal atau jantung. Ada pula pasien yang mengaku merasa lebih cepat lelah hingga mengalami gangguan pembekuan darah.
“Itu bisa berlangsung lama. Beberapa pasien saya sudah lama menderita Covid-19, kemudian sudah sembuh, PCR sudah negatif, tapi naik tangga tidak mampu, berjalan jauh juga tidak mampu karena terjadi pembekuan darah,” jelasnya.
Menurut Prasenohadi, meski pandemi Covid-19 kini didominasi oleh Omicron dengan varian BA.5, tidak menutup kemungkinan bila gejala Covid-19 yang dirasakan bisa sama seperti yang diakibatkan oleh varian Alfa atau Delta karena tergantung imunitas dan kondisi tubuh seseorang.
Karena itu pemerintah dan para ahli terus melakukan kajian, Prasenohadi berharap semua pihak bekerja sama menekan penularan Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi yang disediakan.
Baca Juga : 5 Fakta Penting Tentang Cacar Monyet Dan Vaksin Yang Disetujui FDA