Menjadi Percontohan Nasional Dalam Pengelolaan Sampah, Banyumas juga Mendapatkan Apresiasi Dari Negara Negara Asean

Banyumas berhasil bertransformasi dari krisis sampah pada 2018 menjadi contoh nasional dalam pengelolaan sampah.

Menjadi Percontohan Nasional Dalam Pengelolaan Sampah, Banyumas juga Mendapatkan Apresiasi Dari Negara Negara Asean
Menjadi Percontohan Nasional Dalam Pengelolaan Sampah, Banyumas juga Mendapatkan Apresiasi Dari Negara Negara Asean. Gambar: DOK. PEMKAB BANYUMAS

BaperaNews - Banyumas, sebuah kabupaten yang sebelumnya dikenal dengan krisis sampah pada tahun 2018, kini telah bertransformasi menjadi daerah percontohan nasional dalam pengelolaan sampah. Keberhasilan Banyumas dalam mengatasi masalah sampah tidak hanya menarik perhatian nasional tetapi juga mendapatkan apresiasi dari negara-negara ASEAN.

Pada tahun 2018, Kabupaten Banyumas dinyatakan sebagai daerah darurat sampah. Situasi ini mendorong pemerintah setempat untuk mengambil langkah drastis dengan menerapkan sistem pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan.

Langkah pertama yang diambil adalah mendirikan 29 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai lokasi strategis di Banyumas.

Di TPST Banyumas, sampah dipilah menjadi dua kategori utama, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik diolah menjadi pakan maggot dan pupuk kompos, sementara sampah anorganik diubah menjadi alternatif batubara untuk industri semen dan juga dijadikan paving block.

Pendekatan ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Program yang dinamakan "SUMPAH BERUANG" (Sulap Sampah Berubah Menjadi Uang) ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan menjadi alternatif penghasilan bagi warga yang terlibat.

Setiap KSM mampu menghasilkan penghasilan hingga 150 juta rupiah per bulan, yang digunakan untuk menghidupi sekitar 2000 hingga 3000 warga yang bekerja dalam pengolahan sampah tersebut.

Selama enam tahun terakhir, Banyumas telah dikenal sebagai daerah dengan pengelolaan sampah terbaik di Indonesia. Keberhasilan ini menjadikan Banyumas sebagai percontohan nasional dalam pengelolaan sampah dan mendapatkan apresiasi dari negara-negara ASEAN.

Gambar: mi/liliek dharmawan

Banyumas juga menjadi tuan rumah acara Smart Green ASEAN Cities (SGAC) pada September 2023, yang mempertemukan para ahli dan pejabat dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan sampah.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran seorang mantan Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein. Beliau adalah pejabat pertama dan satu-satunya yang sangat peduli dalam mengatasi masalah sampah di Banyumas. Dengan kerja nyata dan minim pencitraan, Achmad Husein berhasil membawa Banyumas keluar dari krisis sampah.

Sekarang, setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Bupati, Achmad Husein mendedikasikan dirinya untuk mendampingi daerah dan perkotaan lain yang serius dalam mengatasi masalah sampah bersama perusahaan teknologi persampahan, Waste to Wealth.

Karena keberhasilannya dalam manajemen sampah, Achmad Husein pernah diundang menjadi pembicara di Mesir, Tokyo, Thailand, dan Singapura pada tahun 2022 dan 2023.

Gambar: Dok. rejogja

Transformasi Banyumas dari daerah darurat sampah menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan sampah adalah contoh nyata bagaimana inovasi, teknologi, dan kolaborasi dapat menghasilkan perubahan positif.

Keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat Banyumas tetapi juga mendapatkan apresiasi dari negara-negara ASEAN.

Dengan belajar dari pengalaman Banyumas, daerah lain dapat menerapkan pendekatan serupa untuk mengatasi masalah sampah mereka sendiri dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.