Media Sosial Disebut Harus Punya Label Peringatan Berbahaya seperti Rokok

Dr. Vivek Murthy, Kepala Kesehatan AS, mengusulkan label peringatan bahaya kesehatan mental di media sosial untuk melindungi remaja. Baca selengkapnya di sini!

Media Sosial Disebut Harus Punya Label Peringatan Berbahaya seperti Rokok
Media Sosial Disebut Harus Punya Label Peringatan Berbahaya seperti Rokok. Gambar : Unsplash/Sara Kurfeß

BaperaNews - Kepala Badan Urusan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat (AS), Dr. Vivek H. Murthy, menyerukan agar platform media sosial menerapkan label peringatan bahaya kesehatan mental bagi remaja, mirip dengan peringatan pada produk tembakau, rokok.

Pernyataan ini disampaikan Dr. Murthy dalam laporannya pada Senin (17/6), menyusul temuan yang menunjukkan dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental anak muda.

Dalam laporannya, Dr. Murthy mengutip penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry yang menyebutkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial berisiko dua kali lipat mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.

“Sudah saatnya untuk mencantumkan label peringatan dari badan urusan kesehatan masyarakat AS di platform media sosial, yang menyatakan bahwa media sosial dapat menimbulkan bahaya kesehatan mental yang signifikan bagi remaja,” kata Dr. Murthy.

Dr. Murthy mengungkapkan bahwa label peringatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya media sosial. Ia merujuk pada studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa peringatan pada produk tembakau efektif dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok dan mengubah perilaku pengguna.

Selain mengusulkan label peringatan, Dr. Murthy juga memberikan rekomendasi bagi orang tua dan institusi pendidikan. Ia menyarankan agar sekolah menjadi zona bebas ponsel dan meminta orang tua membuat aturan zona bebas ponsel di rumah, khususnya saat makan, tidur, atau ketika berkumpul dengan keluarga.

“Pembatasan ini penting untuk menjaga tidur dan interaksi sosial anak-anak,” jelas Dr. Murthy.

Dr. Murthy juga menyarankan orang tua agar membatasi penggunaan media sosial anak hingga mereka menyelesaikan sekolah menengah. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara anggota keluarga untuk membuat dan menerapkan aturan ini.

Baca Juga: WhatsApp Akan Hadirkan Fitur Transfer Chat Menggunakan Kode QR

“Ini jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, oleh karena itu orang tua harus bekerja sama dengan anggota keluarga lainnya,” tambahnya.

Dr. Murthy meminta para pemimpin kesehatan masyarakat untuk mendukung terciptanya lingkungan digital yang sehat bagi kaum muda.

Ia mengimbau dokter, perawat, dan profesional kesehatan lainnya untuk membahas dampak media sosial dengan anak-anak dan orang tua, serta memberikan panduan untuk penggunaan yang lebih aman.

“Dampak media sosial pada kaum muda harus mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi,” tegas Dr. Murthy.

Ia menyatakan bahwa bahaya dari media sosial harus dianggap mendesak, setara dengan bahaya kendaraan atau makanan yang tidak aman.

“Mengapa kita gagal menanggapi bahaya media sosial padahal bahaya tersebut tidak kalah mendesak atau bahkan lebih luas daripada bahaya yang ditimbulkan oleh mobil, pesawat, atau makanan yang tidak aman?” tulisnya.

Dr. Murthy juga mendesak Kongres AS untuk memberlakukan undang-undang yang melindungi anak muda dari ancaman, pelecehan, eksploitasi online, dan paparan konten kekerasan serta seksual yang ekstrem.

Menurutnya, platform media sosial harus dilarang mengumpulkan data sensitif dari anak-anak dan mengontrol penggunaan fitur seperti notifikasi push, autoplay, dan scroll tak terbatas yang memperpanjang penggunaan media sosial.

Ia juga menyerukan agar perusahaan teknologi membagikan data mengenai dampak kesehatan dari platform mereka kepada publik dan peneliti, serta mengizinkan audit independen terhadap platform yang mereka miliki.

“Perusahaan teknologi harus transparan dan bertanggung jawab terhadap dampak produk mereka,” tegas Dr. Murthy.

Meskipun Dr. Murthy telah mengusulkan penerapan label peringatan pada media sosial, langkah ini masih menunggu persetujuan dari Kongres AS.

Usulan ini menghadapi tantangan karena memerlukan regulasi yang ketat dan konsensus dari berbagai pihak. Kongres diharapkan dapat segera menanggapi rekomendasi ini untuk melindungi kesehatan mental kaum muda di era digital.

Peringatan Dr. Murthy mengenai dampak media sosial memberikan pandangan baru dalam debat tentang penggunaan platform digital oleh remaja. Dengan mengusulkan label peringatan mirip dengan produk tembakau, Dr. Murthy berharap dapat meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya kesehatan mental yang ditimbulkan oleh media sosial.

Ia juga menekankan perlunya tindakan kolektif dari orang tua, sekolah, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat bagi anak muda.

Baca Juga: Kominfo Bantah 'Elaelo' Pengganti X Bikinan Pemerintah