Lato-Lato Makan Korban, Kemenkes: Orang Tua-Sekolah Waspadai Bahayanya

Lato-Lato kini telah memakan korban, seorang anak (8) menjalani operasi mata usai matanya terkena serpihan lato-lato. Kemenkes pun meminta orang tua dan sekolah waspadai bahaya bermain lato-lato.

Lato-Lato Makan Korban, Kemenkes: Orang Tua-Sekolah Waspadai Bahayanya
Kemenkes minta orang tua dan sekolah waspadai bahaya bermain lato-lato. Gambar : Bali Express/Ni Kadek Rika Riyanti

BaperaNews - Lato-lato telah memakan makan, yakni seorang anak umur 8 tahun berinisial AN asal Kubu Raya, Kalimantan Barat. AN harus menjalani operasi mata usai matanya terkena serpihan lato-lato yang pecah ketika dimainkan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun memberi peringatan tentang bahaya bermain lato-lato dan himbauan kepada para orang tua agar lebih banyak mendampingi dan mengawasi anak-anak ketika memakai lato-lato.

Memang tren mainan lato-lato ini punya pro kontra tersendiri, di satu sisi, lato-lato dianggap membantu anak-anak beralih dari gadget atau handphone, namun di sisi lain, lato-lato yang berisik suaranya seringkali dianggap mengganggu kenyamanan, serta bolanya yang keras bukan tak mungkin bisa membahayakan fisik.

Sebagaimana yang terjadi pada AN, lato-lato yang ia mainkan pecah, serpihannya kemudian terkena dan membentur bola matanya, membuatnya matanya merah, hingga akhirnya dioperasi dengan tiga jahitan.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia menghimbau para orang tua agar lebih hati-hati tentang bahaya bermain lato-lato dan lebih menjaga anaknya ketika bermain lato-lato.

“Dengan adanya informasi tentang permainan anak-anak ini, tentu orang tua sebaiknya berhati-hati, juga pihak sekolah mengedukasi” tuturnya.

Baca Juga : Viral Surat Larangan Bawa Lato-Lato Ke Sekolah Di Pesisir Barat, Lampung

Siti Nadia menyebut sekolah perlu memberi edukasi pada muridnya tentang bahaya bermain lato-lato. Lato-lato terdiri dari dua bola keras yang disambungkan dengan tali, kedua bola tersebut kemudian dibenturkan hingga bunyi tek-tek-tek.

Jika bola tersebut pecah, serpihannya yang mengenai anggota tubuh bisa menimbulkan sakit, terlebih bagian tubuh yang berhubungan dengan syaraf seperti mata.

Psikolog Klinis Anastasia Sari dari Pusat Konsultasi Anastasia & Associate menyebut lato-lato bisa mengganggu ketenangan masyarakat umum dan membahayakan fisik, juga beresiko membuat anak-anak mengabaikan kewajiban lainnya seperti belajar.

Memang ketika bermain lato-lato terlebih ramai-ramai bersama teman-teman, anak-anak akan cenderung ingin menunjukkan kepiawaiannya, yakni main berlama-lama, sebab kepandaian bermain lato-lato dinilai dari bunyi dan lamanya bermain, semakin cepat bunyi tek-tek-tek muncul dan semakin lama lato-lato bisa dimainkan, artinya yang bersangkutan semakin menguasainya.

Sebab itu, orang tua dan orang dewasa perlu ikut memperhatikan, agar anak-anak tidak terbuai terlalu lama dengan mainan ini, agar anak tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan selama bermain lato-lato, juga tetap ingat dan menjalankan kewajiban lainnya seperti belajar.

Baca Juga : Banyak Anak Keracunan Chikbul, Kemenkes: Hati-Hati Memilih Jajanan