Langgar Perjanjian, Korut Kirim Banjir Ke Korsel Dengan Buka Bendungan

Korea Utara langgar perjanjian dengan diam - diam membuka bendungan air membuat air mengalir ke perbatasan Korea Selatan.

Langgar Perjanjian, Korut Kirim Banjir Ke Korsel Dengan Buka Bendungan
Langgar perjanjian Korea Utara kirim banjir ke Korea Selatan dengan buka bendungan. Gambar : Reuters.com

BaperaNews - Korea Utara diam - diam mengirim banjir ke Korea Selatan tanpa pengumuman terlebih dahulu. Korut membuka bendungan air pada Senin (8/8) membuat air mengalir ke perbatasan Korea Selatan.

Banjir tersebut disampaikan oleh pemerintah Korsel dan Korut disebut telah melanggar kesepakatan tentang pintu bendungan di perbatasan kedua Negara.

“Ketika Korut hujan lebat, utara membuka dan menutup pintu bendungan berulang kali di Bendungan Hwanggang. Tampaknya Korea Utara mencoba menyesuaikan level air berdasarkan curah hujan yang terjadi” ujar pejabat dari Kementerian Unifikasi Korsel.

Berdasarkan kerjasama Korut - Korsel Oktober 2009, disepakati bahwa Korea Utara harus memberi pengumuman dulu jika ingin melepas atau membuka pintu bendungan yang bisa mengalirkan air ke Korea Selatan.

Namun aturan itu dilanggar Korut sehingga air tetap terbuang ke Korsel melalui bendungan.

Pejabat Korea Selatan menyatakan memang belum ada kerusakan berarti yang terjadi, namun hal ini perlu dipantau dengan ketat sebab curah hujan diperkirakan terus meninggi hingga Selasa (9/8) mendatang.

“Banjir kiriman dari Korut biasanya butuh waktu empat sampai lima jam dari bendungan Sungai Imjin ke Bennam di dekat perbatasan Yeongcheon, jaraknya ke Seoul hanya 62 km” tuturnya.

Baca Juga : Seoul Dilanda Banjir Bandang, Listrik Di Distrik Elit Gangnam Padam

Hal ini pun mengkhawatirkan mengingat pada Senin (8/8) terjadi banjir bandang di Seoul dan sejumlah wilayah Korea Selatan lainnya hingga menyebabkan tujuh orang tewas dan enam lainnya dinyatakan hilang. Sembilan orang juga luka-luka akibat bencana tersebut.

Sejumlah kota seperti Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi dilanda hujan deras hingga 100 mm/jam pada Senin (8/8), ini ialah curah hujan tertinggi dalam 80 tahun terakhir.

Curah hujan sempat mencapai 141,5 mm/jam di satu titik. Akibatnya terjadi banjir bandang. Rumah-rumah, kendaraan, bangunan, bahkan stasiun kereta api bawah air tergenang air.

Pemerintah Korsel menjadikan bencana ini perhatian khusus dimana bencana disebabkan oleh fenomena alam dan perubahan iklim yang tidak bisa diatasi dengan mudah. Sebab itu Korea Selatan berupaya untuk melakukan pencegahan dan antisipasi.

Sedangkan terkait pembukaan bendungan tanpa pengumuman oleh Korea Utara, hingga saat ini Korut belum memberikan pernyataan. 

Pejabat Korsel dan pemerintah setempat pun kini menyusun langkah strategis untuk berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan, Pemerintah Daerah, dan pihak militer untuk bisa menyelesaikan masalah dan menjamin kedua Negara patuh pada Kesepakatan Korsel - Korut Oktober 2009.