Penyebab Perempuan di Iran Demo Bakar Hijab di Jalanan
Perempuan di Iran demo selama lima hari berturut melawan pemerintah hingga bakar hijab, Simak penyebab perempuan Iran Demo Bakar Hijab dijalanan!
BaperaNews - Perempuan-perempuan di Iran demo selama lima hari berturut-turut melawan rezim pemerintah mereka, demo dilakukan merata di Kota-kota besar maupun Kota kecil di Iran.
Menurut organisasi kemanusiaan setempat Hengaw, sedikitnya 28 terluka dalam demo Sabtu dan Minggu pekan lalu, polisi bahkan nekat melepas peluru aktif, gas air mata, dan peluru karet untuk mengatasi para pendemo.
Pada demo Senin kemarin (19/9), polisi melepas tembakan hingga membuat tiga orang perempuan Iran kehilangan nyawa.
Pada Rabu (21/9), perempuan-perempuan di Teheran, ibu kota Iran melepas hijabnya (penutup kepala), membakar hijab dan berteriak “Kematian untuk diktator”, “Keadilan, kebebasan, dan tidak ada wajib hijab”.
Seketika salah seorang perempuan Iran kemudian naik ke atas mobil dan membakar hijab.
Namun, polisi melawan para demonstran. “Polisi terus menembak gas air mata, mata kami terbakar” ujar salah seorang pendemo.
“Kami berupaya melarikan diri tapi mereka memukul dan memojokkan saya, mereka panggil saya pelacur yang keluar di jalan untuk jual diri” lanjutnya.
Hal berbeda disampaikan oleh pendemo lain di kota Isfahan, Iran. “Saat kami melambaikan hijab kami di langit, saya merasa begitu emosional, saya dikelilingi dan dilindungi oleh pria lain, senang sekali melihat kebersamaan ini, saya harap kami didukung oleh dunia” tuturnya.
Baca Juga : Sertifikat Perawan Sebelum Menikah Jadi Polemik Di Iran
Penyebab Perempuan Iran Demo
Perempuan-perempuan Iran tersebut ramai berdemo karena kematian seorang perempuan dari Kudistan, Iran bernama Mahsa Amini.
Mahsa ditangkap di Teheran oleh polisi Iran karena dianggap melanggar hukum usai menolak aturan berpakaian di Iran.
Iran menetapkan aturan bagi perempuan untuk berhijab dan memakai pakaian longgar termasuk di lengan dan kaki. Jika ada yang melanggar akan diberi hukuman, mulai dari denda hingga hukum cambuk.
Usai Mahsa Amini ditangkap, ia pingsan dan koma, yang kemudian meninggal dunia pada Jumat lalu setelah tiga hari dirawat.
Diduga kematian Mahsa Amini terjadi karena kekerasan yang dilakukan polisi. “Ada laporan polisi memukul kepala Mahsa Amini dengan tongkat dan membenturkan kepala Mahsa ke kendaraan mereka” ujar Pejabat Tinggi dari PBB Nada al Nashif.
Namun, kepolisian Iran menangkapnya, mereka menyebut Mahsa Amini mengalami gagal jantung.
Keluarga Mahsa Amini pun menyangkalnya, ditegaskan selama ini Mahsa sehat dan tidak pernah sakit jantung.
“Semua lembaga mengambil tindakan untuk membela hak yang dilanggar” ujar salah satu pemimpin tertinggi Iran Ayatollah.
Anggota parlemen Iran Jalal Rashidi juga menyebut “Dibentuknya polisi moral Iran ialah sebuah kesalahan karena hanya membuat rugi dan merusak Iran”.
Baca Juga : Kewalahan Lawan Ukraina, Putin Tandatangani Dekrit Wajib Militer