Lagi Asik Siaran Langsung Dirumah, Penyiar Radio Filipina Ditembak Mati

Terjadi aksi penembakan tragis terhadap Juan Jumalon, yang dikenal dengan nama DJ Johnny Walker, di Filipina.

Lagi Asik Siaran Langsung Dirumah, Penyiar Radio Filipina Ditembak Mati
Lagi Asik Siaran Langsung Dirumah, Penyiar Radio Filipina Ditembak Mati. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Juan Jumalon, yang dikenal dengan nama DJ Johnny Walker, tewas ditembak saat sedang melakukan siaran langsung di rumahnya. Kejadian ini menjadi sorotan tajam dan menunjukkan situasi yang semakin memprihatinkan bagi jurnalis di Filipina.

Peristiwa tragis ini terjadi ketika Juan Jumalon sedang melakukan siaran langsung di platform Facebook pada pukul 05:30 waktu setempat. Saat itu, seorang tersangka masuk ke dalam ruang rekaman dan mengejutkan Jumalon dengan tembakan.

Tersangka konon meminta izin untuk memasuki ruang radio Jumalon dengan dalih akan mengumumkan "sesuatu yang penting saat siaran." Namun, alih-alih memberikan pengumuman, dia melakukan tindakan brutal yang mengakhiri nyawa penyiar terkenal ini.

Saat insiden terjadi, siaran Jumalon biasanya ditayangkan di halaman Facebook stasiun radio 94.7 Gold Mega Calamba FM. Stasiun ini memiliki sekitar 2.400 pengikut. 

Kasus ini menjadi semakin mencemaskan karena peristiwa tragis ini terjadi di rumah Jumalon, yang juga berfungsi sebagai stasiun radio.

Baca Juga : Polisi Tembak Pelaku Pembunuhan yang Mengamuk di Polres Tarakan

Serikat pekerja, Persatuan Jurnalis Nasional di Filipina, mengutuk keras peristiwa ini dan menggambarkannya sebagai "serangan yang terkutuk." Mereka menekankan bahwa kejadian ini adalah bukti nyata dari bahayanya situasi bagi para jurnalis di negara ini.

Juan Jumalon bukanlah jurnalis pertama yang tewas sejak Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr menjabat sebagai presiden pada Juni 2022. Empat jurnalis lainnya juga telah menjadi korban kekerasan sejak itu, menurut Persatuan Jurnalis Nasional di Filipina.

Presiden Marcos Jr mengutuk keras pembunuhan Jumalon. Dia mengatakan, "Kita harus mengecam semua bentuk kekerasan, terutama kekerasan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugas mereka."

Presiden juga mengungkapkan bahwa dia telah menginstruksikan polisi untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan membawa para pelaku ke pengadilan.

Situasi jurnalis di Filipina telah menjadi perhatian internasional. Freedom House, organisasi berbasis di Amerika Serikat (AS), telah menyebut Filipina sebagai salah satu tempat paling berbahaya bagi jurnalis di dunia. Kemerdekaan pers di negara ini telah terus-menerus terancam..

Penembakan brutal terhadap Juan Jumalon menjadi bukti tragis lainnya dari perjuangan para jurnalis dalam menjalankan tugas mereka di tengah ancaman yang semakin meningkat di Filipina.

Baca Juga : Tentara Israel Tembaki Wanita dan Anak di Gaza Saat Antre Roti