Kualitas SDM Diduga Jadi Salah Satu Alasan Apple Tak Mau Bangun Pabrik di RI

Negosiasi investasi Apple di Indonesia terkendala kualitas SDM, birokrasi rumit, dan rantai pasok. Pemerintah diminta tingkatkan daya saing untuk menarik investasi.

Kualitas SDM Diduga Jadi Salah Satu Alasan Apple Tak Mau Bangun Pabrik di RI
Kualitas SDM Diduga Jadi Salah Satu Alasan Apple Tak Mau Bangun Pabrik di RI. Gambar : Reuters/David Gray

BaperaNews - Negosiasi terkait investasi Apple di Indonesia masih menemui hambatan, meskipun perwakilan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut telah bertemu langsung dengan pemerintah. 

Hingga kini, belum ada indikasi bahwa Apple akan membangun pabrik di tanah air, termasuk untuk produksi perangkat iPhone. Salah satu kendala utama yang disebut adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Menurut Dyah Ayu Febriani, Peneliti Ekonomi Digital dari Celios, rendahnya Human Capital Index (HCI) Indonesia dibandingkan negara-negara tetangga menjadi alasan utama yang membuat Apple ragu untuk mengalokasikan modalnya ke Indonesia.

Dyah menegaskan bahwa HCI Indonesia masih tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

“Untuk teknologi ini sendiri, kita harus mengetahui bahwa Human Capital Index Indonesia ini masih rendah dibandingkan Singapura, Malaysia, maupun Vietnam. Jadi, pemerintah selain harus membenahi adanya regulasi dan juga pemberdayaan insentif fiskal maupun non fiskal,” ujar Dyah pada Minggu (12/1/2025).

Dyah menilai bahwa peningkatan kemampuan SDM domestik sangat diperlukan untuk menunjang investasi dari perusahaan teknologi besar seperti Apple.

Langkah ini mencakup pemberian pelatihan dan pendidikan yang lebih mendalam kepada masyarakat, terutama yang berorientasi pada kebutuhan teknologi canggih.

“Seperti halnya tidak hanya pemberdayaan pendidikan, pelatihan lapangan saja, tetapi juga harus masuk ke dalam pelatihan teknologi super canggih yang akan nantinya diinvestasikan oleh Apple,” tambah Dyah.

Pendapat ini turut diamini oleh Ketua Umum Indonesian Digital Empowerment Community (IDEC), M. Tesar Sandikapura.

Menurutnya, keterampilan tenaga kerja Indonesia saat ini belum cukup untuk mendukung operasional teknologi tingkat tinggi seperti yang dimiliki Apple. 

Tesar menilai bahwa kemampuan tenaga kerja harus lebih ditingkatkan agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan teknologi besar.

Baca Juga : Apple Investasi Rp15,95 Triliun untuk Bangun Pabrik AirTag di Batam

Selain kualitas SDM, Tesar menyebutkan beberapa kendala lain yang turut memengaruhi keputusan Apple. Salah satu faktor utama adalah rantai pasok atau supply chain di Indonesia yang dinilai belum optimal.

Selain itu, birokrasi yang dianggap rumit dan berbelit juga menjadi penghalang bagi perusahaan multinasional seperti Apple untuk berinvestasi di tanah air.

Kedua faktor ini, menurut Tesar, sangat berpengaruh terhadap daya tarik investasi Indonesia. Jika tidak ditangani dengan baik, hal tersebut dapat semakin menyulitkan Indonesia untuk menarik minat perusahaan teknologi besar.

Oleh karena itu, penyederhanaan birokrasi dan peningkatan kualitas rantai pasok dinilai sangat mendesak.

Dyah menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan kondisi yang mendukung investasi Apple di Indonesia.

Selain pembenahan regulasi, pemberian insentif fiskal dan nonfiskal juga dianggap krusial untuk menarik minat perusahaan-perusahaan besar.

Menurutnya, langkah ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga membuka peluang kerja dan inovasi yang lebih besar bagi masyarakat.

Dengan demikian, peningkatan kualitas SDM, khususnya dalam penguasaan teknologi canggih, harus menjadi prioritas utama.

Hambatan dalam negosiasi investasi Apple di Indonesia menggarisbawahi perlunya peningkatan kualitas SDM, penyederhanaan birokrasi, dan perbaikan rantai pasok di dalam negeri.

Dengan mengatasi kendala-kendala tersebut, Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk menarik investasi dari perusahaan teknologi terkemuka seperti Apple.

Hal ini akan berdampak positif, tidak hanya pada sektor teknologi, tetapi juga pada ekonomi nasional secara keseluruhan.

Baca Juga : Apple Buka Lowongan untuk Tangani Regulasi Penjualan iPhone di Indonesia