Kerja Sama Pertanian Indonesia-Brasil, Fahd A Rafiq: Kita Menuju Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan

Menteri Pertanian Brasil dan Menko Perekonomian Indonesia berkumpul untuk memperkuat kerja sama di bidang pertanian dan peternakan.

Kerja Sama Pertanian Indonesia-Brasil, Fahd A Rafiq: Kita Menuju Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan
Kerja Sama Pertanian Indonesia-Brasil, Fahd A Rafiq: Kita Menuju Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan. Fahd A Rafiq. Doc: Istimewa

Bapera News - Dalam kunjungannya ke Indonesia, Menteri Pertanian Brasil, Carlos Fávaro, telah menjalin pertemuan yang penuh harapan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto.

Pertemuan ini berlangsung di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan tujuan memperkuat kerja sama di bidang pertanian, peternakan, dan penelitian, yang mendukung upaya mencapai ketahanan pangan di kedua negara.

Menteri Fávaro mengawali pembicaraan dengan menegaskan komitmen Brasil untuk membangun sektor pertanian yang berkelanjutan, dengan perhatian khusus pada pengurangan emisi karbon.

Brasil telah berhasil beralih dari status negara importir menjadi negara eksportir di sektor pertanian, dan mereka siap berbagi teknologi dan pengetahuan dengan Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan produksi pertanian.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq dalam pernyataannya menyampaikan bahwa ketahanan pangan ini harus dilakukan dengan berbagai strategi dan menjadi suatu hal yang sustainable.

“Negara yang saat ini memiliki sumber pertanian sangat melimpah harus menjadi exporter suatu saat, karena Indonesia memiliki berbagai macam hasil bumi yang berjumlah banyak dan bahkan seharusnya Indonesia tidak perlu mengimpor dari luar,” ujar Fahd A Rafiq, Sabtu (4/11).

Selain itu, Menteri Fávaro berharap agar perdagangan antara pelaku usaha Indonesia dan Brasil dalam sektor pertanian dan peternakan dapat berjalan lancar, dengan menjaga standar kualitas, kebersihan, dan harga yang kompetitif di pasar global.

Menko Airlangga menanggapi dengan menyebutkan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 melalui percepatan transisi energi. Indonesia juga mengundang Brasil untuk berpartisipasi dalam transfer teknologi dan investasi dalam industri hilir gula dan bioetanol.

Menteri Fávaro merespons positif tawaran tersebut, mencatat bahwa Brasil telah lama menjadi produsen etanol dari tebu selama dua dekade terakhir. Selain itu, Brasil memiliki potensi untuk menjadi pemasok jagung yang signifikan bagi Indonesia.

Pasokan jagung dari Brasil dapat membantu menurunkan harga pakan ternak di Indonesia, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada stabilitas harga komoditas pangan lainnya, seperti telur dan ayam.

Selama pembicaraan, juga dibahas dampak El Niño terhadap ketahanan pangan, dan Menko Airlangga membagikan beberapa strategi yang sedang dijalankan oleh Indonesia, termasuk pengembangan "food estate" di beberapa wilayah di Indonesia.

Menurutnya, saat ini Indonesia tengah membangun food estate baru untuk komoditas tebu dan jagung, dan Indonesia mengundang Brasil untuk berinvestasi dalam proyek ini.

“Untuk Saat ini Indonesia sedang menuju ketahanan pangan dan juga yang berkelanjutan, maka dari itu diharapkan pemerintah Indonesia dapat mendukung kerja sama ini,” ujar Fahd A Rafiq, Sabtu (4/11).

Kerja sama antara Indonesia dan Brasil dalam sektor pertanian dan pangan menjanjikan potensi yang besar dalam mencapai ketahanan pangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kedua negara.

Penulis : Ahmad G