Kartika Putri Tantang Capres Ngaji: Jangan Cuma Debat Doang
Istri Habib Usman, Kartika Putri menjadi sorotan warganet setelah pernyataannya yang menantang para capres dan cawapres untuk mengikuti tes ngaji.
BaperaNews - Kartika Putri, istri dari Habib Usman Bin Yahya, tiba-tiba menjadi perhatian publik setelah memberikan pandangan terkait pemilihan presiden.
Dalam sebuah siaran langsung, Kartika mengungkapkan bahwa calon presiden seharusnya tidak hanya diuji melalui debat, tetapi juga diharuskan untuk mengikuti tes ngaji.
Pernyataan Kartika Putri tantang capres ngaji ini memunculkan berbagai tanggapan dan perdebatan di media sosial.
Dalam video yang diunggah ulang oleh akun Instagram @gossinesia, Kartika Putri menyampaikan pandangannya bahwa calon presiden yang dekat dengan Al-Qur'an akan lebih amanah dalam memimpin bangsa.
Ia bahkan mengajukan saran agar capres-cawapres mengikuti tes ngaji sebagai salah satu kriteria dalam menentukan pilihan.
"Aku kepingin sebenarnya ngedengerin capres-cawapres pada ngaji, yang mana suaranya merdu itu yang kita pilih," ujar Kartika dalam video tersebut.
Kartika Putri berpendapat bahwa orang yang akrab dengan Al-Qur'an akan terdengar merdu saat melantunkan ayat suci. Menurutnya, orang yang rajin membaca Al-Qur'an akan menjadi sosok yang bijaksana, amanah, dan memiliki hati yang lembut.
Ia meyakini bahwa pemimpin yang memiliki keterikatan dengan agama akan lebih memikirkan rakyatnya dan tidak melakukan tindakan zalim.
"Boleh enggak, enggak usah debat doang? kan muslim semua tuh calonnya, ngaji dong boleh enggak," tambahnya.
Baca Juga : Nikita Mirzani Ngamuk Prabowo Diserang Anies, Timses Amin: Kami Tidak Peduli
Kartika Putri menyatakan bahwa semua calon presiden dan cawapres adalah muslim, sehingga mengusulkan agar mereka diuji kemampuan mengaji. Ia menegaskan bahwa pemimpin harus menjadi imam dan memiliki dasar keimanan yang kuat.
Meskipun diucapkan dengan nada santai, pernyataan Kartika Putri tantang capres ngaji ini langsung memicu berbagai respons dari warganet.
Ada yang memberikan dukungan atas usulannya, namun sebagian besar merespons dengan skeptis dan menyoroti keberagaman agama di Indonesia.
"Istri habib tapi enggak ada adem-ademnya sama sekali, hobi nyinyir hobi berantem, si paling soleha," komentar seorang warganet.
Sementara itu, beberapa warganet menyinggung fakta bahwa keberagaman dalam kemampuan ngaji tidak menjadi patokan mutlak dalam menilai seorang pemimpin.
Ada yang mengajukan pertanyaan retoris, "Maaf ustadz Yusuf Mansur juga hafal Al-Quran, dia suaranya juga merdu, apa dia bisa jadi presiden?"
Sebagian besar tanggapan warganet menekankan bahwa dalam pemilihan presiden, agama seharusnya tidak menjadi faktor utama. Beberapa menyuarakan kekhawatiran bahwa terlalu memfokuskan pada kemampuan ngaji bisa mengakibatkan pemisahan antara agama dan politik.
"Tidak semua bu, kebanyakan oknum ngerti agama malah korupsi," timpal salah satu warganet.
Baca Juga : Nirina Zubir Tak Beri Dukungan untuk Capres Usai Jadi Korban Mafia Tanah