Investigasi Kongres AS: Donald Trump Otak Dibalik Serangan Ke Gedung Capitol
Panel Penyelidikan Kongres Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Donald Trump otak dibalik serangan ke Gedung Capitol.
BaperaNews - Panel Penyelidikan Kongres Amerika Serikat (AS) menyatakan mantan Presiden AS, Donald Trump dan klaimnya terkait kecurangan Pemilu 2020 menyulut penyerangan di Gedung Capitol pada Januari 2021 lalu. Ketua panel yang dibentuk oleh Kongres untuk menyelidiki aksi kerusuhan di Gedung Capitol tersebut menganggap penyerangan dilakukan untuk kudeta agar tetap berkuasa.
Pada penyerangan tersebut, ada lima orang korban yang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Dalam pemaparan hasil penyelidikan tersebut, Komite Khusus Kongres AS ini berusaha membuat Negara yakin siapa yang sebenarnya paling bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.
“Presiden Trump memanggil massanya, mengumpulkan massa, menyulut api, dan serangan ini” ujar Wakil ketua Panel dari Partai Republik, Liz Cheney hari Kamis 9 Juni 2022.
Ketua Komite politikus Demokrat, Bennie Thompson juga menyebut Donald Trump yang ada di balik konspirasi ini. “6 Januari 2021 ialah puncak dari upaya kudeta dan upaya kurang ajar, seperti yang dikatakan, seorang perusuh tidak lama setelah 6 Januari untuk menggulingkan pemerintah, kerusuhan ini bukanlah kebetulan” ujarnya.
“Para perusuh ini bertindak karena dorongan dari mantan Presiden AS Donald Trump untuk baris di Kongres dan memblokir transfer kekuasaan resmi oleh anggota parlemen ke Presiden Joe Biden” imbuhnya.
Baca Juga : 3 Tewas, Polisi Pun Terluka Dalam Penembakan Di Smithburg AS
Presentasi panel sudah dibuat dengan hati-hati dan memanfaatkan kesaksian yang diberi secara tertutup oleh orang-orang terdekat Donals Trump, termasuk mantan Jaksa Agung Bill Barr, Jared Kushner yang saat ini jadi menantu sekaligus jadi penasehatnya di kala ia menjabat sebagai Presiden.
Menanggapi hal ini, Donald Trump justru santai dan mengagungkan kerusuhan Gedung Capitol, menurutnya aksi tersebut ialah “Gerakan pemberontakan terbaik” dalam sejarah negeri AS, ujarnya pada hari Kamis.
“Serangan 6 Januari tidak hanya sekedar aksi protes, itu mempresentasikan gerakan terbaik di sejarah Negara kita untuk membuat Amerika kembali hebat, itu berhubungan dengan pemilihan yang dicurangi dan sebuah Negara yang sedang menuju neraka” sambungnya.
Sebagai informasi, pada 6 Januari 2021 lalu, terjadi kerusuhan di Gedung Capitol AS ketika acara pengesahan Presiden Joe Biden sebagai Presiden baru AS, ratusan pendukung Donald Trump masuk ke Gedung Capitol dan merusak banyak ruangan termasuk ruang Ketua DPR.
Banyak yang menganggap kerusuhan ini didalangi oleh Donald Trump karena ia merasa tidak terima kalah dalam Pilpres 2020, hingga saat ini, penyidik masih memeriksa Donald Trump dan orang-orang terdekatnya untuk mencari barang bukti dan menemukan sebab kekalahan Donald Trump yang kemudian menyulut kerusuhan.
Kabarnya Donald Trump juga menekan sejumlah pejabat Negara hingga mereka memilih diam ketika ada ratusan penyerang datang padahal jelas kerusuhan ini sudah melanggar hukum.