Indonesia Bersama Belanda Diskusikan Ekonomi, Fadh A Rafiq: Upaya Penghapusan Kebijakan EU Deforestation

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Mark Rutte membahas penguatan kerja sama ekonomi, lingkungan, dan sektor kesehatan dalam pertemuan bilateral.

Indonesia Bersama Belanda Diskusikan Ekonomi, Fadh A Rafiq: Upaya Penghapusan Kebijakan EU Deforestation
Indonesia Bersama Belanda Diskusikan Ekonomi, Fadh A Rafiq: Upaya Penghapusan Kebijakan EU Deforestation. Gambar : Dok.Istimewa

BaperaNews - Belanda merupakan salah satu mitra perekonomian strategis Indonesia. Pada tahun 2022, total ekspor Indonesia ke Belanda mencapai nilai USD 5,37 miliar dengan neraca perdagangan tercatat surplus sejak tahun 2018 hingga 2022.

Selain perdagangan, kerja sama Indonesia-Belanda juga dilakukan di sektor kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pendidikan, hingga sektor critical mineral.

Penguatan kerja sama antar kedua negara menjadi salah satu topik pembahasan ketika Presiden Joko Widodo menerima Perdana Menteri Mark Rutte dalam pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 New Delhi pada Sabtu (9/9).

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut mendampingi Presiden Joko Widodo.

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq, menyampaikan Indonesia tengah berupaya untuk menghapus kebijakan Undang-undang Anti Deforestasi Uni Eropa atau European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang akan berdampak pada diskriminasi komoditas utama Indonesia seperti sawit, karet, kakao, dan kopi.

“Melalui Presiden Jokowi, Indonesia terus mengupayakan untuk menghapus kebijakan Undang-undang Anti Deforestasi Uni Eropa melalui pertemuan bilateralnya dengan PM Belanda Mark Rutte, saya harapkan dengan meminta bantuan terhadap Belanda, mendorong penghapusan EUDR sehingga tidak mendiskriminasi komoditas utama Indonesia.” Ujar Fahd A Rafiq Senin, (11/9).

Dirinya juga menambahkan, “Dengan pertemuan tersebut, saya harapkan kebijakan tersebut dapat dihapus, dan komoditas utama Indonesia untuk ekspor tidak terhambat, karena sektor tersebut juga dapat mempengaruhi ekonomi Nasional, dan juga Pemerintah terus Indonesia dan Belanda terus melakukan kerjasama di sektor kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pendidikan, hingga sektor critical mineral .” Tutup Fahd A Rafiq.

Penulis : FNID