Imbas Kecelakaan Jeju Air, Menteri Transportasi Korea Selatan Nyatakan Akan Mundur

Menteri Transportasi Korea Selatan, Park Sang-woo, menyatakan akan mengundurkan diri setelah kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang, memicu penyelidikan mendalam

Imbas Kecelakaan Jeju Air, Menteri Transportasi Korea Selatan Nyatakan Akan Mundur
Imbas Kecelakaan Jeju Air, Menteri Transportasi Korea Selatan Nyatakan Akan Mundur. Gambar : Dok. Kementerian Transportasi Korsel

BaperaNews - Menteri Transportasi Korea Selatan, Park Sang-woo, menyatakan akan mengundurkan diri setelah kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi pada (29/12/2024).

Insiden tragis ini menewaskan 179 penumpang dan memicu penyelidikan mendalam terkait penyebab kecelakaan tersebut.

Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216, yang terbang dari Bangkok, Thailand, menuju Muan di barat daya Korea Selatan, mengalami pendaratan darurat di Bandara Internasional Muan.

Bagian bawah badan pesawat menyentuh landasan sebelum tergelincir melewati jalur pacu, dan akhirnya terbakar hebat setelah menabrak tanggul penyangga antena navigasi pendaratan.

Penyelidikan awal menemukan adanya tabrakan burung (bird strike) dengan salah satu mesin pesawat, yang diduga menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan. Bulu burung juga ditemukan pada mesin yang telah diambil dari lokasi kejadian.

Dalam konferensi pers pada Selasa (7/1), Park Sang-woo menyampaikan rasa tanggung jawabnya atas kecelakaan ini.

"Saya merasa memiliki tanggung jawab besar atas tragedi ini," ujar Park. 

Ia mengumumkan rencananya untuk mundur setelah penanganan awal situasi selesai dilakukan. Park Sang-woo menegaskan kementeriannya akan memperbaiki sistem keselamatan pendaratan di bandara. 

Para ahli mengkritik desain tanggul penyangga antena localizer, alat bantu navigasi pendaratan dalam cuaca buruk, yang dianggap terlalu kaku dan terlalu dekat dengan landasan pacu, sehingga memperparah dampak kecelakaan.

Kepolisian Korea Selatan tengah menyelidiki proses pembangunan tanggul tersebut, yang dinilai menjadi salah satu faktor penyebab insiden.

Baca Juga : Usai Yoon Suk Yeol Dimakzulkan, PM Korsel Han Duck Soo Jadi Presiden Sementara

Kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan telah digeledah untuk mendapatkan dokumen terkait pembangunan tanggul.

Wakil Menteri Transportasi untuk Penerbangan Sipil, Joo Jong-wan, mengakui adanya kekurangan dalam langkah-langkah keselamatan meski pembangunan tanggul telah mematuhi regulasi domestik maupun internasional.

Dua penyelidik dari Korea Selatan juga dikirim ke Amerika Serikat untuk menganalisis perekam data penerbangan (flight data recorder) yang rusak dalam kecelakaan.

Proses analisis bersama Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) diperkirakan memakan waktu hingga lima hari untuk menghasilkan temuan awal.

Beberapa pertanyaan utama mengenai kecelakaan ini masih belum terjawab, termasuk mengapa roda pendaratan pesawat tidak diaktifkan, meskipun pilot telah melaporkan tabrakan burung dan menyatakan keadaan darurat kepada pengontrol lalu lintas udara.

Para ahli menyebutkan bahwa tabrakan burung biasanya tidak menyebabkan malfungsi roda pendaratan.

Transkrip lengkap dari perekam suara kokpit (cockpit voice recorder) telah selesai dibuat oleh tim penyelidik. Saat ini, pihak berwenang sedang mempertimbangkan apakah transkrip tersebut akan dipublikasikan.

Kecelakaan ini mendorong pemerintah Korea Selatan untuk mengevaluasi kebijakan keselamatan penerbangan. Park Sang-woo menegaskan perlunya langkah-langkah segera untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Dengan keputusan untuk mundur, Park Sang-woo berharap pihak berwenang yang baru dapat menangani penyelidikan dan memperbaiki sistem keselamatan penerbangan secara menyeluruh di Korea Selatan.

Baca Juga : Usai Tetapkan Darurat Militer dan Ditentang, Kini Presiden Korsel Minta Maaf