Ibu Santri yang Badannya Dimandikan Air Cabai Ungkap Kekerasan Istri Pimpinan Pesantren
Marnita Pante, ibu santri yang badannya disiram air cabai membongkar kelakuan istri pimpinan Pondok Pesantren Darul Hasanah, Aceh Barat.
BaperaNews - Kasus kekerasan yang menimpa seorang santri di Pondok Pesantren Darul Hasanah, Aceh Barat, kembali menjadi sorotan publik.
Seorang istri pimpinan pesantren, berinisial NN (40), tega menyiksa santri berusia 13 tahun dengan mengoleskan air cabai ke tubuh dan mulutnya. Kekerasan tersebut terungkap setelah video korban yang menangis kesakitan viral di media sosial.
Ibu korban, Marnita Pante, menjelaskan kronologi kekerasan yang dialami oleh anaknya. Menurutnya, sebelum diolesi air cabai, sang anak terlebih dahulu diikat oleh NN.
“Pertamanya rambut anak saya dicukur, lalu dia diikat dan pipinya dicubit. Setelah itu, Umi pulang untuk menggiling cabai. Ketika kembali, anak saya diolesi cabai di mulut dan tubuhnya,” ujar Marnita.
Kekerasan ini dilakukan sebagai hukuman atas pelanggaran yang dilakukan oleh korban. Korban diketahui melanggar aturan pondok pesantren dengan merokok.
Meskipun demikian, Marnita menegaskan bahwa hukuman yang diterima anaknya sangat berlebihan dan tidak manusiawi.
"Biasanya hukuman di pesantren hanya sebatas mencukur rambut santri, bukan sampai disiksa dengan cabai seperti ini," tambahnya.
Marnita pertama kali mengetahui kejadian ini saat anaknya berlari pulang ke rumah dengan kondisi menangis kesakitan.
“Dia berlari di jalan sambil menangis dan teriak kalau badannya terasa perih karena diolesi cabai oleh istri pimpinan pesantren,” ungkapnya. Melihat kondisi anaknya, Marnita langsung menuju ke pondok pesantren untuk meminta penjelasan.
Namun, pihak pesantren memberikan alasan bahwa tindakan tersebut dilakukan demi kebaikan sang anak.
“Mereka bilang ini demi kebaikan anak saya,” kata Marnita.
Namun, alasan tersebut tidak diterima oleh Marnita, yang langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib pada 1 Oktober 2024.
Baca Juga : Istri Pimpinan Pesantren di Aceh Ditangkap Usai Siram Santri Pakai Air Cabai
Marnita juga mengungkapkan bahwa anaknya bukan satu-satunya korban kekerasan di Pondok Pesantren Darul Hasanah. Ada empat santri lainnya yang juga mendapatkan hukuman berupa pengolesan cabai, meskipun mereka tidak dicukur atau diikat seperti anaknya.
“Empat santri lainnya hanya diolesi cabai di bagian mulut, mereka tidak dicukur atau diikat,” ujarnya.
Kapolres Aceh Barat, AKBP Andi Kirana, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari Marnita terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh NN.
“Motif pelaku adalah memberikan hukuman kepada korban karena pelanggaran merokok,” kata Andi.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus kekerasan ini. Mereka telah memintai keterangan dari pelaku dan beberapa saksi lainnya.
“Kami masih mendalami kasus ini dan belum ada keterangan yang mengonfirmasi adanya kekerasan terhadap santri lain,” tambahnya.
Kondisi korban saat ini dilaporkan masih dalam keadaan trauma. Oleh karena itu, Polres Aceh Barat akan bekerja sama dengan psikolog untuk membantu proses pendalaman keterangan dari korban.
“Korban sudah kami visum dan saat ini kami sedang berkoordinasi dengan psikolog untuk membantu korban,” jelas Andi.
Marnita berharap kasus ini dapat segera diselesaikan dengan adil, baik antara pihak keluarganya maupun pondok pesantren. Ia mengaku telah mendengar banyak laporan mengenai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh istri pimpinan pesantren terhadap santri lain.
“Banyak yang melaporkan hal serupa. Sebagai orang tua, saya ingin masalah ini diselesaikan dengan baik,” tutup Marnita.
Baca Juga : Sakit Hati, Istri Nekat Siram Air Keras dan Air Cabai ke Tubuh Suami yang Diam-diam Nikah Lagi