Gunung Marapi di Sumbar Alami Erupsi, BPBD Terus Pantau!
Gunung Marapi di Sumatera Barat terus erupsi sejak 19 Januari, dengan letusan disertai dentuman keras. Warga diminta waspada dan mematuhi radius aman 3 kilometer.
BaperaNews - Gunung Marapi di Sumatra Barat terus mengalami erupsi dalam empat hari terakhir sejak Minggu (19/1). Intensitas aktivitas gunung api ini semakin meningkat, dengan letusan yang terjadi setiap hari, bahkan disertai suara dentuman keras pada Selasa (21/1), yang terdengar hingga Bukittinggi.
Kondisi tersebut membuat warga di sekitar kawasan Gunung Marapi, khususnya yang tinggal di lereng gunung, meningkatkan kewaspadaan.
Salah satu warga, Eri (49), yang bermukim di Kecamatan X Koto, Tanah Datar, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap erupsi yang terus terjadi.
"Erupsi terus terjadi sejak Minggu. Saya tetap waspada. Jika situasinya membahayakan, saya dan keluarga akan segera mengungsi," kata Eri.
Meski demikian, hingga saat ini Eri dan keluarganya masih bertahan di rumah karena belum ada instruksi resmi untuk mengungsi dari pihak berwenang.
Dia mengingat pengalamannya saat Gunung Marapi berada di level III Siaga, yang memaksa dirinya dan warga lainnya mengungsi karena masuk ke dalam zona merah dengan radius 4,5 kilometer dari kawah.
"Sekarang statusnya masih level II Waspada, dan radius zona yang dihindari hanya 3 kilometer dari kawah. Lokasi rumah saya masih aman," jelas Eri.
Juru Bicara BPBD Sumatra Barat, Ilham Wahab, mengatakan bahwa pihaknya terus memantau kondisi Gunung Marapi yang menunjukkan peningkatan intensitas erupsi sejak beberapa hari terakhir. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mendekati kawah atau beraktivitas dalam radius 3 kilometer.
Baca Juga : Gunung Ibu di Maluku Utara Erupsi dan Keluarkan Sinar Api, Warga Diminta untuk Jauhi Area Pegunungan
"Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada, terutama mereka yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi. Ancaman bahaya lahar dapat terjadi sewaktu-waktu, terlebih pada musim hujan seperti sekarang," kata Ilham.
Menurut Ilham, meski status Gunung Marapi masih di level II Waspada, masyarakat tetap perlu mengikuti perkembangan informasi resmi dari pihak berwenang. Tim BPBD telah bersiaga untuk menghadapi potensi peningkatan aktivitas gunung tersebut.
Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), Teguh Purnomo, menjelaskan bahwa sejak Gunung Marapi mengalami letusan besar pada 3 Desember 2023, yang menewaskan 23 pendaki, aktivitas erupsi masih fluktuatif.
"Sejak awal tahun 2025, Gunung Marapi telah mengalami delapan kali erupsi. Namun, dalam beberapa hari terakhir, intensitas erupsinya meningkat. Bahkan pada Selasa dan Rabu, terjadi dua kali erupsi dalam sehari," ujar Teguh.
Teguh menambahkan bahwa sejak 19 Januari 2025, Gunung Marapi hampir setiap hari mengalami letusan. Meski begitu, aktivitas erupsi masih berada dalam pola fluktuatif, sehingga masyarakat diminta untuk terus memantau informasi resmi.
"Kami terus mencatat dan memantau pergerakan aktivitas gunung ini. Jika terjadi peningkatan yang signifikan, kami akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengambil langkah mitigasi," kata Teguh.
Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Ketinggian Abu Vulkanik hingga 9 Km