Fakta Dibalik Ritual di Pantai Payangan Jember Yang Menewaskan 11 Orang
Kejadian naas terjadi di Pantai Payangan, Kecamatan Ambula, Kabupaten Jember, Jawa Timur, 11 orang tewas saat melakukan ritual dipantai tersebut. Simak Faktanya Lebih Lanjut!
BaperaNews - Kejadian naas terjadi di Pantai Payangan, Kecamatan Ambula, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kejadian yang menimpa 23 orang anggota Padepokan Jamaah Nusantara tersebut menewaskan 11 orang. Diketahui mereka tewas usai tergulung ombak saat mandi di laut.
Usai kejadian naas yang terjadi di pantai Payangan, petugas pencari dan penolong SAR Jember pun langsung melakukan pencarian dan evakuasi terhadap para korban yang hilang terseret ombak di pantai Payangan. Untuk korban yang selamat langsung dievakusi dan dibawa ke Puskesmas Ambulu. Pencarian pun selesai pada Minggu (12/2/2022) sekitar pukul 11.00 WIB.
Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo menyatakan bahwa dari peristiwa yang terjadi di pantai Payangan tersebut mengakibatkan 11 orang tewas. Ia menyampaikan bahwa petugas gabungan sempat kesulitan mengevakuasi korban karena situasi ombak di pantai Payangan yang besar .
“Pencarian terhadap Syaiful terbilang lama, karena tadi awalnya tubuh kelihatan, kemudian dibawa ombak lagi, sehingga terus dicari sampai akhirnya ketemu," ujar Hery.
Hery menyebutkan bahwa ritual yang dilakukan oleh 23 orang di pantai Payangan tersebut bertujuan untuk melancarkan segala urusan. Mulai dari masalah keluarga, melancarkan usaha, hingga untuk memudahkan mendapat pekerjaan.
Baca Juga : Bencana Tanah Gerak Terjang Tegal, Puluhan Rumah Rusak, 6 Ambruk
Kejadian ini berawal saat rombongan ini berangkat dari Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember menggunkan minibus Elf dengan nomor polisi DK-7526-VF. Mereka pun tiba di Pantai Payangan pada Sabtu (12/2/2022) pukul 23.30 WIB. Sesampainya di pantai Payangan, rombongan pun langsung melakukan ritual dengan diawal meditasi dan membaca doa-doa pukul 00.00 WIB.
Setelah meditasi dan membaca doa-doa, para anggota rombongan yang usai melakukan ritual pun mulai beranjak ke laut dan menabur bunga. Anggota rombongan tersebut kemudian membentuk dua baris dan saling bergandeng tangan. Saat sedang melakukan ritual tersebut tiba-tiba ombak besar menghantam rombongan tersebut, pada Minggu (12/2/2022) sekitar pukul 01.00 WIB.
Saladin yang merupakan warga setempat sempat mengingatkan dan memperingati para korban terkait dengan ombak yang pada saat itu sedang besar. Namun peringatan tersebut tidak diindahkan oleh rombongan tersebut.
"Tadi malam izin juga, saya pesan supaya tidak turun ke dekat laut, karena ombak sedang tinggi," ujar Saladin.
Saladin juga menyampaikan bahwa rombongan tersebut bukan kali pertama datang ke Pantai Payangan untuk melakukan ritual. Ia menyampaikan bahwa rombongan tersebut sudah datang beberapa kali.
“Mereka sudah beberapa kali memang (datang),” sambungnya.
Baca Juga : Gunung Tangkuban Perahu Keluarkan Asap Solfatara