Fahd A Rafiq Bicara Soal Bank Sentral: Disini Perang Dunia I di Create
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq kali ini membahas lebih detail tentang Amerika Serikat membangun Bank Sentral kemudian meng create perang dunia ke I.
Ahmad Sofyan (Kontributor) - Tahun 1900 mata uang dunia adalah Poundsterling sebelum Dollar US, Britannia rules the world Inggris menguasai the seven sea. Pada 1910 di Jekyll Island rapatlah partai Republik dan Demokrat membuat grand plan bahwa Dollar harus menjadi World Currency to make story short dan pendukungnya adalah Rothschild.
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan, “History nya percaya atau tidak Demokrat yang saat itu menjadi suara terbanyak tidak setuju. Beritanya separo anggota Partai Demokrat ada di Kapal Titanic dan Kapal terbesar saat itu tenggelam menabrak karam. Teori konspirasinya yang membiayai Kapal Titanic adalah Rothschild. sehingga waktu voting Partai Republik menang dan ketok palu, akhirnya dibuatlah grand plan Dollar akan menjadi world Currency. Dan itu terjadi loh hari ini, kisahnya.”
Fahd A Rafiq menceritakan lebih detail, pada 1907 Amerika belum memiliki Bank Sentral. Kemudian rapatlah para oligar dunia seperti JP Morgan, Rockefeller, Rothschild, Goldmansyah mereka mengajarkan untuk membuat bank sentral di tahun 1907, mereka rush di bank New York Fed menarik dananya dan tidak ada.
Mereka buat isu, kemudian ribuan orang menarik itu dan the first rush lah di dunia, kemudian 1907 mertuanya Rockefeller jadi ketua pokjanya the parlemen, si Aldrin ini membuat RUU federal reserve dan akhirnya berdirilah bank sentral (gabungan dari 12 bank). Bank federal ini dimiliki oleh mereka yaitu JP Morgan dan kawan kawan, singkatnya.
Fahd A Rafiq melanjutkan undang-undang tersebut berdiri pada 1907, dan pada 1913 resmi ketok palu. Setelah 7 bulan Bank Sentral berdiri mereka meng create perang dunia I untuk printing money. Jadi perang itu selalu ada pemainnya, ada yang diuntungkan dan ada akhirnya.
“Berita yang saya dapat, dunia dalam beberapa tahun terakhir ngeprint uang senilai 35 Triliun Dollar itu dilakukan oleh 4 negara pelaku perang dunia ke II yaitu Amerika, Inggris, Jerman dan Jepang,” pungkas Fahd A Rafiq.
“Kekayaan dunia hari ini kan jika di total 110 triliun Dollar US dan 35 triliunnya di print dalam 2 tahun terakhir. Ini oversupply terhadap Dollar US yang menyembuhkan inflasi karena itu harus ada dispenda dan ini adalah by design. Dari kisah diatas tidak ada salahnya Indonesia untuk Printing Money berbasis proyek, Negara besar sudah praktekan hal tersebut berhasil. Kalau hal ini segera dilakukan, Indonesia maju lebih cepat tidak nunggu sampai 2045,” tutup Fahd A Rafiq.
Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat).