Fahd A Rafiq: Benjamin Netanyahu Ingin Bangun Israel Raya dalam Book of Joshua, Ini Kisah Singkatnya
Fahd A Rafiq menjelaskan ambisi Benjamin Netanyahu dalam membangun Israel Raya, yang tercatat dalam Book of Joshua. Simak penjelasan tentang geopolitik Timur Tengah dan rencana agresi Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu.
BaperaNews - Fahd A Rafiq, Ketua Umum DPP BAPERA, berbicara mengenai ambisi geopolitik Israel di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu.
Dalam wawancaranya di Jakarta pada Jumat, 3 Januari 2025, Fahd A Rafiq menegaskan bahwa Israel, sebagai negara mayoritas Yahudi, memainkan peran penting dalam menentukan arah dunia, dengan negara-negara lain cenderung mengikuti kebijakan mereka.
“Israel adalah negara yang dipimpin oleh bangsa Yahudi, pengikut Nabi Musa AS, yang kini memegang peran penting dalam geopolitik dunia,” ungkap Fahd A Rafiq.
Ia menambahkan bahwa 1.500 tahun yang lalu, Al-Qur’an sudah menegaskan bahwa bangsa Yahudi telah dilebihkan oleh Tuhan, sesuai dengan ayat dalam QS. Al-Baqarah 2:122, yang menyebutkan, "Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini."
Lebih lanjut, Fahd A Rafiq mengungkapkan pandangannya mengenai Benjamin Netanyahu, yang ia sebut sebagai fanatik Yahudi.
Menurutnya, Netanyahu membawa doktrin kuno yang tertulis dalam Book of Joshua, yang menggambarkan wilayah yang seharusnya dikuasai oleh bangsa Yahudi, mulai dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Suriah dan Irak.
"Apa yang dilakukan Israel saat ini mirip dengan tindakan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Amerika terhadap suku asli Indian," ujar Fahd A Rafiq.
Sejak Oktober 2022, Israel telah secara agresif menyerang Gaza dan Yerusalem Timur dengan tujuan utama mengusir sekitar 5 juta penduduk Palestina menuju Semenanjung Sinai dan wilayah Mesir, atau memaksa mereka untuk tinggal di wilayah konservasi.
Baca Juga : Fahd A Rafiq Usulkan Presiden Prabowo Subianto Hidupkan Jurusan Koperasi di SMK
Netanyahu terus mengusung misi "Greater Israel," yaitu memperluas wilayah Israel, baik dengan menganeksasi wilayah seperti Dataran Tinggi Golan, maupun memperluas pengaruh geografisnya di Asia Barat.
Kebijakan agresif ini juga tercermin dalam serangan Israel terhadap Lebanon, dengan target utama kelompok Hizbullah, dan serangan yang semakin meluas ke wilayah Suriah dan Yaman.
Fahd A Rafiq memprediksi bahwa setelah menaklukkan Palestina, Israel akan terus menyerang negara-negara dan organisasi Syiah seperti Suriah dan Iran, yang menjadi bagian dari visi Netanyahu untuk membangun Israel Raya, sebagaimana yang tertulis dalam Book of Joshua.
Menurut Fahd A Rafiq, dunia kini sedang diguncang oleh kebijakan-kebijakan agresif yang mengatasnamakan nasionalisme, yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi negara-negara lain.
Ia menekankan pentingnya bagi negara-negara, termasuk Indonesia, untuk memahami apa yang menjadi kepentingan nasional mereka dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi hubungan internasional.
"Setiap kepentingan nasional pasti membawa potensi ancaman bagi negara lain. Jika Indonesia tidak dianggap sebagai ancaman, mungkin Indonesia hanya dianggap tidak relevan," tambahnya.
Fahd A Rafiq mengingatkan bahwa dunia saat ini sedang berada di bawah tekanan kebijakan luar negeri yang agresif, dan negara-negara besar harus lebih berhati-hati dalam melangkah untuk menghindari konflik yang lebih luas.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Koperasi di Ambang Kepunahan, Presiden Prabowo Subianto Harus Bertindak