Evaluasi PPKM 21 hingga 27 September, Ini Hasilnya
Dalam sepekan terakhir, pemerintah memberikan evaluasi PPKM tanggal 21 -27 September. Berikut evaluasi dan penjabarannya
BaperaNews - Sudah 1 minggu kebijakan pemberlakuan PPKM menggunakan sistem leveling 1 sampai 4 berlangsung. Perpanjangan terakhir yang dilakukan oleh pemerintah tanggal 21 September lalu dan rencananya akan berakhir di tanggal 04 Oktober.
Meski proses evaluasi dari pemerintah dilihat setiap 1 minggu sekali, namun perpanjangan PPKM justru dilakukan 2 minggu sekali.
Hasil dari evaluasi 1 minggu terakhir membawa perubahan pada :
- Perbaikan Situasi
“Perkembangan Jawa – Bali cukup menggembirakan. Angkanya lebih rendah dari puncak 24 Juli lalu. 96 persen penurunannya, ini sangat baik. Jumlah kasus positif per 26 September terhitung 15.895 kasus,” kata Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui dalam gelaran konferensi pers.
“Angka penambahan kasus harian pun juga turut melandai. Dari penurunan terebut, juga berpengaruh pada persentase reproduksi virus corona. Dimana sekarang untuk Jawa sekitar 0,95 persen dan Bali 1,01 persen, “ tambah Koordinator PPKM Jawa Bali tersebut.
- Kenaikan Mobilitas
Adanya kelonggaran yang diberikan pemerintah saat PPKM, disinyalir membawa dampak baik pada berbagai sektor. Mulai dari pendidikan, perkantoran, pusat perbelanjaan sampai aktivitas wisata.
Dari kelonggaran tersebut, dinilai membawa dampak baik pada kenaikan mobilitas khususnya pada sektor pariwisata dan juga ritel.
- Testing Semakin Membaik
Keterangan dari pemerintah, persentase testing virus corona kian bertambah. Saat ini untuk testing sendiri mencapai 170.000 setiap harinya.
Menko Marves pun mengungkapkan, bahwa angka tersebut dianggap sudah cukup baik, meskipun sebenarnya angka target harian testing dari pemerintah masih belum bisa terpenuhi.
- PTM Terbatas Lancar
PTM terbatas yang baru – baru ini mulai dibuka, menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Adanya kabar jika banyak klaster sekolah mulai bermunculan ditepis oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“ Penurunan kasus dapat dibuktikan dari data yang kami peroleh,” katanya.
“Jangan hiraukan berita hoaks yang beredar. Banyaknya kasus di sekolah, tidaklah benar,” tambahnya.
Mendikbud Ristek pun angkat bicara mengenai hal tersebut, angka kasus di sekolah sebanyak 2,8 persen itu bukanlah angka per bulan, melainkan seluruh kasus secara kumulatif mulai dari awal pandemi hingga sekarang.
- Pandemi Jadi Endemi
“Kita semua tak boleh lengah dan melonggarkan prokes. Membaiknya keadaan bisa kita jadikan sebagai pembelajaran untuk semakin terbiasa dengan hidup sehat. Justru, protokol kesehatan bisa kita jadikan sebagai kebiasaan berkelanjutan,” kata Menko Marves Luhut Pandjaitan.
Ia mewanti – wanti kepada kita semua, agar tetap jaga prokes dimanapun itu.