Erdogan Umumkan Bila Turki Akan Kembali Operasi Militer Di Suriah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan langkahnya untuk kembali mengirim pasukan militer ke Suriah, Berikut Informasi Selengkapnya!
BaperaNews - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan meluncurkan operasi militer ke Suriah untuk mengamankan perbatasan selatan Negara tersebut, Erdogan menyebutkan tujuan perangnya untuk mengembalikan upaya pembuatan zona aman sepanjang 30 km di dekat perbatasan Turki dan Suriah.
“Kami akan melakukan langkah baru secepatnya untuk lanjutkan projek yang kami mulai di zona aman sejauh 30 km yang dibuat untuk perbatasan kami, target utama operasi ini ialah area pusat yang menjadi serangan ke Negara kami dan di zona aman” ujar Erdogan dilansir dari Reuters.
Erdogan sendiri tidak memberi detail lebih lanjut tentang rencana operasi militer tersebut, namun ia menyebut akan memulai setelah badan keamanan, persiapan militer, dan pasukan keamanan Turki sudah selesai.
Operasi militer ditargetkan akan menuju wilayah utara Suriah. Turki sebelumnya sudah meluncurkan sejumlah operasi militer sejak tahun 2016 untuk menekan kelompok YPG (Unit Pertahanan Masyarakat Kurdi). Dimana YPG tersebut ialah anggota atau cabang dari PKK (Partai Buruh Kurdi).
YPG sempat menolong SDF (Pasukan Demokrasi Suriah),SDF dipimpin oleh masyarakat Kurdi dan didukung oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan ISIS pada tahun 2014.
Baca Juga : Putin Sebut Tentara Rusia yang Terluka di Ukraina Sebagai Pahlawan
Pernyataan Erdogan ini disampaikan bersamaan dengan ungkapan penolakan bergabungnya Finlandia dan Swedia ke NATO, Turki menuduh kedua Negara tersebut sudah melindungi masyarakat yang terlibat di PKK dan melindungi ulama Turki yang sebelumnya dituding merencanakan tindakan kudeta kepada Erdogan pada tahun 2016.
“NATO ialah aliansi keamanan dan kami tidak bisa menerima teroris bergabung di dalamnya” ujar Erdogan dalam penolakannya untuk Finlandia dan Swedia. Menurutnya, kedua Negara tersebut sudah memasok senjata untuk pemberontak Kurdi.
“Kami akan tetap terapkan kebijakan kami dengan cara yang pasti, kami sudah sampaikan kepada sekutu bahwa kami akan menolak keanggotaan Finlandia dan Swedia, dan itu akan tetap seperti itu” ujarnya.
Erdogan menegaskan jangan harap ada persetujuan dari Turki, jika para pemimpin NATO tidak memenuhi permintaan Turki yakni pelarangan organisasi kurdi di Swedia dan Finlandia dimana Turki menyebutkan kedua Negara tersebut sudah jalankan ekstradisi untuk para pemberontak Kurdi.
Meski Turki ditekan oleh sejumlah Negara barat dan para anggota NATO, Turki tetap kukuh pada keputusannya untuk tidak menerima Swedia dan Finlandia.