Drakor ‘When The Phone Rings’ Dikecam Gegara Singgung Konflik Israel-Palestina
Drama Korea When The Phone Rings menuai kecaman usai episode terakhirnya dianggap memutarbalikkan isu sensitif terkait konflik Israel-Palestina.
BaperaNews - Drama Korea (drakor) populer When The Phone Rings menuai kecaman tajam setelah menayangkan episode terakhirnya pada Sabtu (4/1).
Kritik mengemuka akibat adegan yang dianggap menyentuh isu sensitif terkait konflik Israel-Palestina. Penonton menilai penggambaran dalam episode 12 tersebut memutarbalikkan realitas konflik, hingga memicu kontroversi di media sosial.
Dalam episode terakhir, karakter Na Yu Ri (diperankan oleh Jang Gyu Ri) melaporkan sebuah insiden yang melibatkan dua negara fiksi, "Paltima" dan "Izmael."
Dialog tersebut menyebutkan, "Serangan udara Paltima berlangsung di Izmael di mana warga negara Korea diculik oleh militan bersenjata."
Banyak penonton dengan cepat mengaitkan kedua negara fiktif itu dengan Palestina dan Israel, memicu tudingan bahwa drama ini menyebarkan propaganda Zionis.
Adegan tersebut menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen dalam dan luar negeri mengecam *When The Phone Rings*, menuduhnya salah menggambarkan situasi sebenarnya.
Pengguna media sosial mengkritik langkah kreator yang dianggap tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat Palestina.
“Sengaja banget zionis menyimpan adegan ini di episode terakhir karena kalau ditaruh di tengah sudah langsung diboikot,” tulis pemilik akun X @tanyarlfes.
Pemilik akun X lainnya, @nonoyoourbabe, menyebut bahwa adegan kontroversial itu tidak ada dalam versi novel atau webtoon yang menjadi sumber adaptasi drama tersebut.
Baca Juga : 12 Sisi Gelap Korea Selatan yang Tidak Seindah di Drakor, Jangan Tertipu
"Licik banget, mereka sengaja nyimpen di episode akhir. Padahal kata yang baca novel atau webtoon-nya, enggak ada tuh nyinggung-nyinggung soal ini," tulisnya.
“Kenapa harus nyenggol Palestina sih? Mereka sudah kesakitan di sana. Tanahnya diambil, warga sipilnya disakiti, banyak anak kecil yang nggak berdosa dibunuh,” tambah akun X @beauty******.
Media seperti Koreaboo juga turut menyoroti kontroversi ini. Dalam laporan mereka, Koreaboo menyebutkan bahwa penggunaan penderitaan nyata rakyat Timur Tengah hanya sebagai bagian dari alur cerita drama membuat banyak penonton merasa terganggu.
“Kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza, yang selama lebih dari setahun mengalami serangan udara brutal oleh Israel, menjadi sorotan. Penonton merasa tidak nyaman dengan penggunaan isu ini untuk kepentingan drama,” tulis Koreaboo.
Selain itu, laporan Koreaboo menyinggung bagaimana Pengadilan Internasional (ICJ) dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sebelumnya telah mengungkapkan kekhawatiran terkait tindakan Israel di Gaza. ICJ bahkan menyatakan bahwa situasi di Gaza dapat dikategorikan sebagai genosida.
Gelombang kecaman terhadap *When The Phone Rings* semakin meluas. Sebagian penonton menyerukan boikot terhadap drama tersebut karena dianggap tidak menghormati penderitaan rakyat Palestina.
Adegan dalam episode terakhir dipandang sebagai upaya menyisipkan propaganda yang bias terhadap salah satu pihak dalam konflik Israel-Palestina.
“Sangat tidak etis menggunakan penderitaan nyata sebagai titik plot hanya untuk menciptakan drama. Ini menunjukkan kurangnya empati terhadap korban di Timur Tengah,” tulis seorang penonton di kolom komentar.
Baca Juga : Ketahuan Sebar Film Drakor, Korut Eksekusi Mati 2 Remaja Di Depan Publik