DPRD DKI Jakarta Dorong Kesenian Betawi Jadi Ekstrakurikuler di Sekolah
Ketua DPRD DKI Jakarta usulkan kesenian Betawi jadi ekstrakurikuler di sekolah. Langkah ini dinilai penting untuk melestarikan budaya lokal di tengah era globalisasi.
BaperaNews - Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, mengusulkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasukkan kesenian Betawi, seperti tarian, bela diri, dan musik, dalam program ekstrakurikuler di sekolah-sekolah.
Usulan ini bertujuan untuk mengenalkan dan melibatkan generasi muda dalam menjaga dan melestarikan budaya Betawi sejak usia dini.
Menurut Khoirudin, mengenalkan budaya Betawi kepada anak-anak di sekolah merupakan langkah penting dalam memelihara identitas budaya Jakarta.
"Harus masuk dalam pelajaran ekstrakurikuler. Anak-anak didik harus dikenalkan dan ikut terlibat dalam kemajuan kebudayaan Betawi. Kotanya global, budayanya tetap Betawi," ujar Khoirudin dalam keterangannya, Senin (2/12).
Langkah ini dianggap penting mengingat Jakarta yang semakin global dan berkembang pesat tidak boleh melupakan warisan budaya lokal.
Diharapkan dengan memperkenalkan budaya Betawi secara langsung melalui ekstrakurikuler, anak-anak dapat lebih memahami dan mencintai kebudayaan yang menjadi ciri khas ibu kota.
Usulan tersebut mendapat dukungan dari Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Joko Mulyono, yang menyatakan setuju dengan ide tersebut.
Joko menyebut bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengkreasikan kesenian Betawi agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Baca Juga : Kementerian Kebudayaan Dorong Rendang Jadi Warisan Budaya Dunia di UNESCO
"Budaya Betawi juga harus dikemas dan dipromosikan dengan menarik sesuai tren yang sedang berkembang. Ini menjadi tantangan tersendiri karena di era digitalisasi anak muda lebih suka budaya populer, yang gampang viral dan terkenal," kata Joko.
Ia menyarankan agar kebudayaan Betawi dapat dipromosikan melalui kolaborasi antara generasi senior dan generasi Z yang melek teknologi, agar kesenian ini tetap bisa diterima oleh kalangan muda.
Selain itu, Joko menambahkan bahwa di Jakarta Barat terdapat lebih dari 200 sanggar kesenian Betawi yang aktif. Untuk itu, pihaknya telah melakukan pendataan dan berencana memberikan sertifikasi kepada sanggar-sanggar tersebut.
Dengan sertifikat ini, para peserta sanggar akan mendapatkan pelatihan yang lebih terstruktur dan bisa memanfaatkan fasilitas di Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Rawa Buaya, Cengkareng.
"Jakarta Barat kental dengan sanggar, kita ada 200-an lebih sanggar kesenian. Kita coba data dan dibuat sertifikasinya supaya bisa tercatat diregister dan mendapat pembinaan khusus," ujar Joko.
Ia berharap, dengan adanya sertifikasi, sanggar-sanggar Betawi dapat meningkatkan kualitas pelatihan yang diberikan kepada generasi muda.
Baca Juga : UNESCO Resmi Jadikan Jamu Sebagai Warisan Budaya Takbenda