Dishub Jakarta Hadirkan Porter Resmi di Terminal Bus untuk Cegah Pungli

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menghadirkan porter resmi untuk mengatasi praktik pungutan liar (pungli) di Terminal Kampung Rambutan.

Dishub Jakarta Hadirkan Porter Resmi di Terminal Bus untuk Cegah Pungli
Dishub Jakarta Hadirkan Porter Resmi di Terminal Bus untuk Cegah Pungli. Gambar : Dok. KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU

BaperaNews - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengambil langkah tegas untuk mengatasi praktik pungutan liar (pungli) di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, dengan menghadirkan porter resmi. 

Langkah ini diambil setelah terjadi insiden pungli yang melibatkan tiga orang diduga oknum preman yang meminta uang kepada seorang penumpang dengan modus membawakan barang. 

Dalam cuplikan video, korban menjelaskan bahwa dirinya dimintai uang untuk jasa membawa dan menjaga barangnya saat menuju loket tiket di lantai dua terminal.

Korban yang membawa banyak barang terpaksa menitipkannya kepada para pelaku di ruang tunggu lantai satu. Setelah selesai di lantai dua, ia memberikan uang sebesar Rp10.000 kepada para pelaku, tetapi ditolak.

Pelaku justru meminta Rp10.000 untuk setiap orang sebagai imbalan jasa tersebut. Insiden ini memicu perhatian Dishub untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang di terminal bus.

Kepala Unit Pengelola Transportasi Angkutan Jalan (UPTAJ), Syamsul Mirwan, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk mencegah praktik pungli, terutama oleh porter tidak resmi di Terminal Kampung Rambutan.

Salah satu langkah yang diambil adalah penentuan titik drop-off dan transit penumpang secara jelas, serta pengawasan ketat oleh petugas terminal yang dilengkapi dengan sistem kamera pengawas (CCTV). 

Baca Juga : Viral Polisi Diduga Pungli Modus Tilang di Tol Halim Jakarta

“Terminal Kampung Rambutan sudah terintegrasi dengan LRT Jabodebek dan melayani penumpang AKAP, dalam kota, serta penumpang commuter. Kami sudah menentukan titik drop-off yang jelas dan akan diawasi secara langsung,” jelas Syamsul dalam keterangan tertulis pada Rabu (23/10).

Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Dishub DKI Jakarta juga telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus bagi porter resmi. SOP ini mencakup pelatihan mengenai komunikasi dan etika pelayanan.

“Kami sudah memberikan seragam kepada porter yang dilengkapi nomor identitas, sehingga jika terjadi masalah, porter dapat dikenali,” tambah Syamsul.

Saat ini, terdapat 10 porter resmi yang telah diberdayakan dari warga sekitar, dibagi dalam dua tim yang bertugas pada shift pagi dan malam.

Dinas Perhubungan juga membatasi jumlah porter untuk menghindari persaingan yang tidak sehat di antara mereka. UPTAJ telah mencatat setiap porter dalam database khusus dan memberikan pelatihan mengenai sikap dan komunikasi yang baik.

“Jumlah porter dibatasi untuk menghindari persaingan antar porter. UPTAJ juga mencatat setiap porter dalam database khusus dan memberikan pelatihan mengenai sikap dan komunikasi yang baik,” ucap Syamsul.

Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, UPTAJ juga menyediakan fasilitas penyimpanan barang (loker) bagi penumpang yang transit.

Fasilitas ini mampu menampung 30 tas dan dilengkapi dengan pengawasan CCTV serta petugas terminal untuk menjaga keamanan barang yang dititipkan. 

“Loker ini baru dibangun awal bulan ini, dan kami berharap penumpang bisa lebih nyaman menitipkan barang bawaan mereka,” kata Syamsul.

Baca Juga : Baru Juga Diresmikan, Alun-alun Pondok Aren Langsung Diwarnai Pungli Parkir Rp10 Ribu