Antisipasi Kemarau, BMKG Minta Warga Tampung Air Hujan

BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) meminta masyarakat Indonesia untuk menampung air hujan sebagai upaya untuk antisipasi musim kemarau.

Antisipasi Kemarau, BMKG Minta Warga Tampung Air Hujan
BMKG minta warga tampung air hujan. Gambar : Unsplash.com/Dok. Shane Rounce

BaperaNews - BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) menghimbau agar masyarakat Indonesia mulai lakukan panen air hujan atau tampung air hujan sebagai upaya untuk antisipasi kemarau kering berkepanjangan yang diperkirakan akan melanda Indonesia.

BMKG memperkirakan, musim kering di tahun 2023 ini akan jauh lebih kering dibanding musim kemarau tiga tahun terakhir sejak 2020 hingga 2022, sedangkan jumlah hujan di Indonesia juga diperkirakan akan terus menurun.

Hal ini membuat Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menghimbau agar masyarakat Indonesia tampung air hujan dengan bak penampung atau tendon.

“Mumpung hujan saat ini masih turun, kami himbau masyarakat dan pemerintah daerah agar lakukan aksi panen air hujan dengan tampung air hujan dengan bak atau tendon” tuturnya pada Rabu (15/2) lalu.

Baca Juga : BMKG: Indonesia Akan Alami 2 Hari Tanpa Bayangan di Tahun Ini

BMKG minta warga tampung air hujan ini meliputi 3 wilayah untuk menampung air hujan yakni Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.

“Ketika musim kemarau nanti, air hujan itu bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, untuk antisipasi dampak kekeringan. Terutama di daerah yang rawan kekeringan seperti Jatim, Bali, NTB, dan NTT” imbuh Dwikorita Karnawati.

Dwikorita Karnawati melanjutkan, dalam beberapa bulan ke depan, curah hujan diprediksi akan terus berkurang. “Kondisi cuaca kering ini bisa menyebabkan kebakaran lahan dan hutan. Semua pihak harus lakukan pencegahan sebagai bentuk mitigasi atau antisipasi” pungkasnya. Berikut daerah yang diprediksi mendapat curah hujan dengan kategori rendah kurang dari 100 mm/bulan.

Prediski Daerah yang Dapat Curah Hujan dengan Kategori Rendah Kurang dari 100 mm/bulan :

  1. Maret : sebagian Sulawesi Tengah
  2. April : sebagian NTB, NTT, tengah Sulawesi Tengah
  3. Mei : Sumatra Selatan, Jakarta, pesisir utara Banten, timur Jateng, sebagian Jatim, sebagian Bali, sebagian NTB dan NTT.
  4. Juni : sebagian Aceh, Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, NTT, NTB. Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Selatan.
  5. Juli – Agustus : sebagian Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jabar, Jakarta, Jateng, Jatim, Yogyakarta, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Papua.

“BMKG bekerjasama dengan sektor yang terdampak kekeringan, dengan memberi info regular tentang perkembangan iklim dan menerapkan langkah mitigasi bersama-sama” jelas Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan.

Baca Juga : Gunung Raksasa Ditemukan di Bawah Laut Pacitan Jawa Timur