Akibat Kecanduan Nyium Bensin, Anak SD di Purwakarta Putus Sekolah
Kecanduan aroma bensin mengakibatkan anak SD di Desa Ciwareng berhenti sekolah. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Anak SD umur 12 tahun asal Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta kecanduan dengan aroma bensin. Anak berinisial IG yang masih kelas 3 SD tersebut putus sekolah akibat kecanduan aroma bensin.
Acah (45), ibu kandung IG menyebut kebiasaan anaknya menghirup bensin hingga mabuk bensin itu terjadi sejak masa pandemi covid19 ketika sekolah menerapkan pembelajaran secara online atau daring. Saat itu IG sering disuruh membeli bensin eceran olehnya sehingga jadi kebiasaan baru anak SD kecanduan cium bensin tersebut.
“Saat sekolah online di Purwokerto ini IG sering disuruh beli bensin karena suami saya kerjanya memang montir. Jadi tiap beli bensin IC selalu menghirup bensin sampai mabuk bensin dan kecanduan” kata Acah.
Acah sudah sering memarahi IG akibat anaknya suka menghirup bensin dan mabuk bensin, ia merasa heran karena menurutnya hal ini aneh ada anak SD kecanduan cium bensin. IG setiap hari selalu menciumi bensin bahwa membawa bensin ke kasur, jika tidak diperbolehkan, IG akan marah.
Acah juga mengungkap sudah memberobatkan anaknya ke Puskesmas, RSUD Bayu Asih Purwakarta, dan pengobatan alternatif namum IG tak kunjung sembuh. Hal aneh anak SD cium bensin ini masih terjadi pada IG.
“Sekarang sudah mendingan setelah menjalani pengobatan alternatif” pungkasnya.
Baca Juga : Alami Halusinasi, Balita di Samarinda Positif Narkoba!
Sebelumnya sepanjang hari IG selalu mencium aroma bensin, sekarang sudah berkurang, bisa tinggalkan kebiasaan aneh tersebut selama 3-4 jam per hari. Namun Acah berharap anaknya bisa sembuh dari kebiasaan aneh ini dan bisa kembali ke sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Dr Purwanto sempat berkunjung ke rumah IG melihat langsung hal aneh anak SD kecanduan cium bensin yang terjadi pada IG. Purwanto mengaku prihatin IG sampai putus sekolah hanya karena kecanduan aroma bensin.
Purwanto memastikan IG tetap mendapat hak pendidikan, ia meminta guru terdekat di desa tersebut untuk lakukan home visit agar IG kembali mau bersekolah.
“Saya sudah datang ke rumah IG, sudah ngobrol dan bertanya sama keluarganya. Jadi saya minta nanti ada guru datang ke rumah IG karena anak ini tidak bisa langsung mendapat pendidikan seperti anak lainnya. Jadi anak ini kalau diajak bicara kadang tidak nyambung, mungkin aroma bensinnya ini berpengaruh ke syaraf dan paru-parunya. Kalau sudah sembuh, IG harus kembali ke sekolah” tegas Purwanto.
Baca Juga : Kronologi Tewasnya Siswa Baru Peserta MPLS di Sukabumi