WHO : 500 Juta Warga Dunia Jatuh Miskin Akibat Pandemi Covid 19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa terdapat 500 juta warga di dunia jatuh miskin akibat dampak dari pandemi yang berkepanjangan hingga kini masih belum berakhir juga.

WHO : 500 Juta Warga Dunia Jatuh Miskin Akibat Pandemi Covid 19
Ilustrasi kemiskinan akibat pandemi Covid-19. Gambar : KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

BaperaNews - Akibat dampak dari pandemi berkepanjangan yang hingga kini masih belum saja berakhir, membuat setidaknya 500 juta warga dunia masuk ke dalam garis kemiskinan ekstrim dalam ruang lingkup global. Kabar ini disampaikan langsung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan juga Bank Dunia (World Bank).

Kondisi ini diperparah dengan biaya kesehatan yang harus ditanggung sendiri oleh masing – masing individu selama pandemic covid 19 berlangsung. Badai pandemi kali ini memang membuat layanan kesehatan mengalami krisis terburuk terhitung sejak terakhir kali terjadi pada tahun 1930 an. Banyak orang yang kini mengalami kesulitan untuk bisa membayar biaya perawatan kesehatan.

“Sudah menjadi kewajiban dari semua pemerintah di dunia untuk bisa menjamin dan memastikan para warganya bisa menikmati akses kesehatan yang baik. Sehingga mereka tak dihantui ketakutan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan karena kendala pada kondisi finansial,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus (Direktur Jenderal WHO) dilansir dari Channel News Asia pada hari Senin, 13 Desember 2021.

Kondisi yang semakin tak menentu seperti sekarang ini, membuat Tedros Adhanom Ghebreyesus (Direktur Jenderal WHO) tergerak untuk terus mendesak pemerintah dunia untuk bisa lebih fokus dalam hal proses peningkatan sistem perawatan kesehatan.

Sistem kesehatan yang disediakan pun harus adil dan transparan. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa memandang kondisi keuangan. Jadi akan lebih banyak orang selamat, jika kebijakan tersebut benar – benar dilakukan. Tidak ada lagi warga dunia yang ketakutan untuk mengakses pelayanan kesehatan karena tak punya cukup uang untuk membayar.

Kemudian menurut pendapat Juan Pablo Uribe (Direktur Global untuk Kesehatan, Nutrisi dan Populasi Bank Dunia) bahawa semua pemerintah dunia harus mengambil tindakan untuk melakukan peningkatan anggaran yang dialokasikan pada bidang kesehatan, terutama pada saat pandemi seperti sekarang ini. Banyak orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan, namun terbentur keuangan.

Mungkin peningkatan anggaran kesehatan bagi beberapa pemerintah dunia merupakan hal sulit karena keterbatasan anggaran negara. Namun hal ini perlu dilakukan untuk membantu warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan gratis. Jika dilihat dari masalah di lapangan, negara maju layaknya Amerika Serikat pun mengalami kesulitan dalam memberikan akses kesehatan bagi setiap warganya tanpa harus mempertimbangkan faktor finansial.