8 Ribu Remaja Putri di Karawang Terkena Anemia Karena Sering Makan Seblak dan Bakso
Sebanyak 8.861 remaja putri di Karawang terdeteksi anemia akibat pola makan tidak sehat, dengan jajanan seperti seblak dan bakso yang minim gizi
BaperaNews - Sebanyak 8.861 remaja putri di Karawang terdeteksi mengalami anemia setelah skrining yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang pada akhir 2024.
Dari 33.106 remaja yang diperiksa, ditemukan berbagai tingkat keparahan anemia, yaitu 346 kasus anemia berat, 3.268 anemia sedang, dan 5.247 anemia ringan.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran terkait kebiasaan pola makan yang tidak sehat di kalangan remaja.
Menurut laporan Dinkes Karawang, pola makan yang tidak seimbang menjadi penyebab utama anemia di kalangan remaja putri.
Banyak remaja yang lebih sering mengonsumsi jajanan seperti seblak dan bakso, yang dinilai kurang memenuhi kebutuhan gizi tubuh.
Dokter spesialis gizi, Johanes Chandrawinata, menyebutkan bahwa kandungan nutrisi dalam bakso dan seblak memang tidak mencukupi kebutuhan tubuh, terutama dalam hal asupan zat besi.
"Bakso terbuat dari tepung dan daging sapi, tetapi kandungan daging sapinya sangat kecil. Seblak, di sisi lain, lebih didominasi oleh karbohidrat dan lemak, dengan kandungan protein serta zat besi yang sangat minim," jelas Johanes (17/1).
Dr. Vito Anggarino Damay, spesialis jantung dan pembuluh darah, mengungkapkan bahwa anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang sering ditemukan di Indonesia, terutama pada perempuan.
Kondisi ini terjadi akibat rendahnya kadar hemoglobin (HB) dalam darah, yang biasanya disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi.
"Sebagian remaja merasa kenyang hanya dengan makan seblak atau bakso, tanpa mengonsumsi makanan bergizi lainnya seperti daging, sayur, atau makanan kaya serat," ujar Vito.
Hal ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk obesitas atau kekurangan serat.
Johanes juga menambahkan bahwa anemia tidak hanya disebabkan oleh kurangnya zat besi, tetapi juga bisa terjadi akibat infeksi cacing tambang.
Baca Juga : Krisjiana Operasi Batu Empedu, Suami Siti Badriah Akui Sering Konsumsi Bakso, Seblak dan Makanan Bertepung
Infeksi ini sering kali berasal dari makanan yang diolah secara tidak higienis. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk memastikan makanan direbus hingga matang dan menjaga kebersihan alat makan.
Untuk mencegah anemia, para ahli merekomendasikan asupan makanan bergizi seimbang. Makanan yang kaya zat besi seperti daging merah perlu dikonsumsi secara rutin.
Selain itu, sayuran hijau yang kaya zat besi nabati sebaiknya dikombinasikan dengan sumber vitamin C, seperti buah jeruk, untuk membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.
Dokter Vito juga mengingatkan bahwa memiliki tubuh kurus tidak selalu berarti sehat. Ia menyoroti istilah "skinny fat," yaitu kondisi di mana seseorang tampak kurus tetapi memiliki kadar lemak tubuh yang tinggi dan massa otot yang rendah.
Hal ini dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan meskipun berat badan terlihat ideal.
Kasus anemia yang dialami ribuan remaja putri di Karawang menjadi peringatan penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat.
Remaja perlu didorong untuk mengutamakan konsumsi makanan yang kaya zat besi, protein, dan serat, serta menghindari terlalu banyak mengandalkan jajanan seperti seblak dan bakso sebagai makanan utama.
Selain itu, pemerintah dan lembaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan edukasi mengenai gizi seimbang serta pentingnya menjaga kebersihan makanan.
Upaya pencegahan lain seperti pemberian suplementasi zat besi dan pengobatan cacing tambang secara rutin juga perlu dilakukan untuk memastikan kesehatan generasi muda.
Dengan pendekatan holistik yang melibatkan perbaikan pola makan dan edukasi kesehatan, diharapkan angka anemia di kalangan remaja putri dapat ditekan secara signifikan.
Baca Juga : Viral Wanita 22 Tahun Terkena Tumor Payudara, Diduga Karena Sering Makan Seblak