Warga di Pasar Tente Bima Tak Terima Ada Korban Begal Payudara, 6 Motor Milik Pelaku dan Kerabatnya Dibakar
Warga di Pasar Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), membakar enam motor milik pelaku pelecehan seksual berupa begal payudara.
BaperaNews - Peristiwa dugaan pelecehan seksual berupa begal payudara terjadi di kawasan Pasar Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (15/1/2025).
Aksi ini diduga dilakukan oleh seorang pria asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), terhadap seorang perempuan berusia 20 tahun.
Insiden tersebut memicu kemarahan warga setempat, yang kemudian membakar enam unit sepeda motor milik pelaku dan kerabatnya.
Kapolsek Woha, AKP Sudirman, membenarkan bahwa insiden pelecehan seksual ini terjadi secara tiba-tiba di Pasar Tente. Berdasarkan keterangan awal, korban, seorang warga Desa Nisa, tengah berada di pasar ketika pelaku diduga melakukan tindakan tersebut.
Reaksi spontan korban yang histeris menarik perhatian warga di lokasi, sementara pelaku langsung melarikan diri dari tempat kejadian.
Setelah peristiwa itu, warga berusaha mencari pelaku di sekitar pasar. Namun, karena tidak berhasil menemukannya, massa melampiaskan kemarahan mereka dengan membakar enam sepeda motor yang terparkir di sekitar lokasi.
Sepeda motor yang dibakar diduga milik pelaku dan beberapa kerabatnya yang berasal dari Sumba.
"Iya, ada pembakaran beberapa unit motor oleh massa. Informasinya, motor yang dibakar itu milik terduga pelaku dan teman-temannya," jelas AKP Sudirman.
Setelah insiden pembakaran, aparat kepolisian bersama TNI dan pemerintah daerah bergerak cepat untuk menenangkan situasi. Puluhan warga Sumba yang bermukim di sekitar Pasar Tente dievakuasi ke Polsek Woha guna menghindari potensi konflik lebih lanjut.
Menurut data yang dihimpun, sebanyak 103 warga Sumba, termasuk 71 orang dewasa dan 33 anak-anak, dipindahkan ke kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima.
Pemindahan ini dilakukan secara bertahap menggunakan kendaraan milik BPBD Kabupaten Bima karena keterbatasan ruang di Polsek Woha.
Baca Juga : Pelaku Begal Payudara di Semarang yang Targetkan Siswi Sekolah Berhasil Ditangkap!
“Kami memastikan mereka aman dan nyaman selama di tempat pengungsian sementara ini. Tenaga kesehatan juga disiagakan di lokasi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima, Isyrah.
Aparat kepolisian saat ini masih memburu terduga pelaku pelecehan seksual. Kapolsek Woha, AKP Sudirman, mengimbau warga untuk menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang.
Ia juga meminta masyarakat menghindari tindakan main hakim sendiri yang dapat memperburuk situasi.
"Kami segera menindaklanjuti kejadian ini. Anggota kami sudah dikerahkan untuk menangkap terduga pelaku," tegas AKP Sudirman.
Selain polisi, personel TNI dari Komando Rayon Militer (Koramil) Woha turut dikerahkan untuk menjaga ketertiban. Danramil Woha, Lettu Cba Iwan Susanto, menyatakan bahwa koordinasi telah dilakukan dengan pihak kepolisian dan pemerintah setempat untuk mencegah konflik antarwarga.
"Kami akan membantu agar warga Sumba dapat kembali tenang dan tertib," ujar Lettu Iwan.
Sementara itu, Camat Woha, Irfan, juga menyerukan agar masyarakat Desa Nisa tetap tenang dan memberikan waktu kepada aparat hukum untuk menyelesaikan kasus ini secara adil.
Warga Sumba yang dievakuasi sementara ditampung di tenda pengungsian yang disiapkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Bima. Menurut pihak BPBD, langkah ini diambil agar mereka mendapatkan pelayanan terbaik, termasuk akses kesehatan selama berada di tempat pengungsian.
"Kami akan memberikan pelayanan terbaik dan memastikan keamanan serta kenyamanan mereka," ungkap Isyrah dari BPBD.
Baca Juga : Wanita di Bekasi Jadi Korban Begal Payudara, Pelaku Beraksi Saat Korban Dorong Kereta Bayi