Usai Bunuh Ibu Kandung, Keluarga Sebut Aipda Nikson Telah Di Vonis Gangguan Jiwa Sejak 3 Tahun Lalu

Anggota Polres Bekasi, Aipda Nikson, bunuh ibu kandung dengan tabung gas 3 kg. Pelaku diduga alami gangguan jiwa sejak tiga tahun lalu. Simak selengkapnya di sini!

Usai Bunuh Ibu Kandung, Keluarga Sebut Aipda Nikson Telah Di Vonis Gangguan Jiwa Sejak 3 Tahun Lalu
Usai Bunuh Ibu Kandung, Keluarga Sebut Aipda Nikson Telah Di Vonis Gangguan Jiwa Sejak 3 Tahun Lalu. Gambar : Polsek CIleungsi via Kompas.com

BaperaNews - Aipda Nikson Pangaribuan (41), anggota Polres Metro Bekasi, menjadi sorotan publik setelah melakukan aksi pembunuhan terhadap ibu kandungnya, Herlina (61), dengan menggunakan tabung gas tiga kilogram.

Insiden tragis ini terjadi pada Minggu (1/12) di sebuah warung milik korban di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.  

Kapolsek Cileungsi, Kompol Wahyu Maduransyah Putra, menjelaskan bahwa kejadian bermula ketika Nikson tiba-tiba datang dari arah belakang korban yang sedang melayani pembeli di warung.

Tanpa peringatan, Nikson mendorong Herlina hingga jatuh, lalu memukulkan tabung gas ke kepala ibunya sebanyak tiga kali. 

"Korban sempat dibawa ke RS Kenari, tetapi nyawanya tidak tertolong," ujar Wahyu.  

Paman pelaku, Ronny Pangaribuan, mengungkapkan bahwa Nikson telah didiagnosis menderita gangguan jiwa sejak tiga tahun lalu. Nikson bahkan sempat dirawat di rumah sakit jiwa di Grogol, Jakarta Barat, dan Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca Juga : Polisi Bogor Aniaya Ibu Kandung dengan Tabung Gas hingga Meninggal Dunia

"Dia sudah lama mengalami gangguan jiwa, suka marah-marah dan mengamuk. Bahkan pernah dirawat di rumah sakit jiwa," kata Ronny, Kamis (5/12).  

Menurut Ronny, kondisi kesehatan mental Nikson sempat membaik setelah menjalani perawatan intensif.

Meski demikian, dia tetap berada dalam pengawasan medis dan harus menjalani kontrol rutin di Rumah Sakit Polri. Namun, pada kontrol terakhir yang dijadwalkan 20 November 2024, Nikson tidak hadir.  

"Dokter pernah bertanya ke adiknya, apakah Nikson mengonsumsi obat secara teratur. Jawabannya tidak. Dia hanya mau minum obat jika ada teman sesama polisi yang memintanya," jelas Ronny. 

Ronny juga mengungkapkan bahwa dua pekan sebelum insiden pembunuhan, perilaku Nikson semakin tidak terkendali. Dia kerap mengamuk di rumah dan melakukan tindakan yang tidak wajar, seperti memukul lantai atau benda-benda lain tanpa alasan jelas. 

"Itu tanda dia sudah kehilangan kontrol diri. Tidak mungkin orang waras melakukan hal seperti itu," tambah Ronny.

Baca Juga : Tragis, Pria di Sidoarjo Cekik Ibu Kandung hingga Tewas Karena Tak Dibelikan Handphone