Untuk Nafsu Makan, Babysitter di Surabaya Cekoki Obat Keras ke Anak Majikan selama 1 Tahun
Seorang babysitter di Surabaya diduga memberi obat keras secara rutin kepada anak majikannya selama 1 tahun agar sang bayi memiliki nafsu makan.
BaperaNews - Seorang babysitter di Surabaya diduga memberi obat keras secara rutin kepada anak majikannya yang berusia dua tahun selama lebih dari satu tahun.
Ibu sang anak, berinisial LK, mengungkapkan bahwa babysitter tersebut, berinisial NR, telah memberikan obat keras bernama Deksametason dan Pronicy kepada anaknya, EL.
Obat ini biasa digunakan untuk orang dewasa dan bukan diperuntukkan bagi anak kecil, terlebih bayi. LK mengungkapkan curahan hatinya melalui unggahan di Instagram yang kemudian viral di media sosial.
LK pertama kali menyadari ada yang tidak beres saat menemukan obat berwarna oranye dan biru di rumahnya. Ia curiga setelah menemukan beberapa jenis obat di dalam toples putih yang disimpan di laci lemari.
Dalam unggahannya, LK menunjukkan dua obat tersebut, salah satunya berbentuk segi lima berwarna biru, dan yang lainnya berbentuk lonjong berwarna oranye.
"Ini adalah obat Deksametason dan Pronicy, obat keras untuk orang dewasa. Apa jadinya jika obat ini diberikan kepada bayi?" tulis LK di Instagram, Minggu (13/10/2024).
LK juga menambahkan bahwa obat-obatan ini digunakan secara tidak tepat sebagai penambah nafsu makan dan penggemuk.
"Ini pun dosis dewasa, bukan untuk anak-anak," tambahnya dengan perasaan kecewa dan marah.
Menurut LK, pemberian obat ini berdampak buruk pada kesehatan anaknya. Ia mengungkapkan bahwa setelah lebih dari satu tahun diberi obat-obatan keras tersebut, hormon pertumbuhan anaknya mengalami gangguan.
LK mengatakan, setelah obat tersebut dihentikan, kondisi kesehatan anaknya memburuk drastis. Di hari kesembilan setelah penghentian obat, anaknya jatuh sakit, kehilangan nafsu makan, dan menolak minum.
Baca Juga : Viral Rekaman CCTV Terjadi Kekerasan Anak di Daycare Medan, Korban Dipaksa Makan Nasi Panas
Situasi ini memaksa LK membawa anaknya ke unit gawat darurat (UGD) di rumah sakit terdekat, di mana anaknya akhirnya harus menjalani perawatan intensif.
"Anak saya tidak bisa menghasilkan hormon kortisol karena obat ini telah menekan hormon adrenokortikotropik (ACTH)-nya," jelas LK.
Ia menambahkan bahwa dokter mengatakan anaknya tidak memiliki hormon kortisol yang cukup, sehingga harus diberikan suntikan hormon untuk memulihkan kondisinya.
Kondisi ini membuat LK sangat terpukul. Ia merasa dikhianati oleh babysitter yang seharusnya merawat anaknya dengan baik. LK bahkan menyebut NR sebagai "suster biadab yang tidak punya hati nurani" dalam unggahannya.
Ia juga mengungkapkan bahwa aksi kejam NR telah berlangsung selama setahun penuh tanpa sepengetahuannya. Menurut LK, NR secara rutin memberikan obat keras tersebut kepada EL selama satu tahun, yang berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anaknya.
Setelah menyadari apa yang terjadi pada anaknya, LK memutuskan untuk melaporkan babysitternya ke Polda Jawa Timur. LK berharap agar tindakan hukum dapat diambil terhadap NR atas tindakannya yang membahayakan nyawa dan kesehatan anaknya.
Ia berharap kasus babysitter surabaya aniaya bayi ini bisa menjadi pelajaran bagi orang tua lainnya agar lebih berhati-hati dalam memilih pengasuh anak.
Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengonfirmasi laporan penganiayaan bayi tersebut. Dalam keterangannya pada Minggu (13/10/2024), Farman mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan mendalam terhadap kasus ini.
"Kami telah memeriksa 12 saksi untuk mendalami kasus ini," ujar Farman kepada media.
Baca Juga : Pemilik Daycare di Pekanbaru yang Aniaya Anak Dijadikan Tersangka Tapi Tak Ditahan
Lihat postingan ini di Instagram