Unjuk Rasa Buruh Prancis May Day 2023 Berakhir Dengan Kericuhan

Aksi unjuk rasa buruh di Prancis pada May Day 2023 berakhir dengan kericuhan, setidaknya 108 polisi terluka dan 291 pendemo ditahan.

Unjuk Rasa Buruh Prancis May Day 2023 Berakhir Dengan Kericuhan
Kericuhan Terjadi Saat Unjuk Rasa Buruh Prancis May Day 2023. Gambar : Instagram.com./@afpphoto

BaperaNews - Aksi unjuk rasa buruh di Prancis dalam rangka peringatan Hari Buruh Dunia atau May Day 2023 berakhir ricuh.

Polisi menembakkan gas air mata pada para buruh di Prancis yang melakukan unjuk rasa pada Senin (1/5) kemarin. Para pendemo meminta pemerintah menentang kenaikan usia pensiun.

Akibat kericuhan May Day 2023 di Prancis tersebut, setidaknya 108 polisi terluka dan 291 pendemo ditahan. Kekerasan meletus di berbagai kota di sela-sela unjuk rasa yang digelar serikat pekerja setempat. Awalnya demo berjalan dengan damai tanpa banyak kekacauan.

Para buruh di Prancis memasang spanduk agar Presiden Prancis Macron mengundurkan diri saja dari jabatannya karena dinilai tidak berpihak pada buruh dengan menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.

Ketika melewati arondisemen ke-11 Paris, polisi bentrok dengan sejumlah pemuda yang berdemo, kekacauan pun tak terhindarkan, polisi mulai keluarkan gas air mata.

Sementara pendemo membalas dengan melempar sampah, proyektil, dan bom molotov kepada polisi. Sejumlah halte bus dan toko-toko di Paris ikut terdampak, hancur akibat kericuhan, sebagian besar juga dicoret tulisan berisi anti polisi.

Polisi terus berusaha memukul mundur paksa para pendemo di titik akhir Place de La Nation, polisi menembak gas air mata. Namun kericuhan May Day 2023 di Prancis  tetap terjadi dan pendemo tidak bersedia mundur, sejumlah mobil warga dibakar dan jendela tempat-tempat bisnis dihancurkan pendemo.

Baca Juga : Remaja Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel: Kericuhan di Tepi Barat

Di Kota Nantes, Prancis Barat, tempat sampah dibakar di depan gedung administrasi. Salah seorang pendemo harus dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera parah di tangan.

Sedangkan di kota Marseille pendemo masuk paksa ke sebuah hotel mewah, 100 pendemo dihalangi oleh polisi untuk masuk ke hotel tersebut.

Polisi menganggap pendemo punya niat buruk untuk membunuh petugas polisi, mencuri properti, dan lainnya. Polisi Prancis tidak melarang adanya tuntutan, namun kekerasan harus dihapuskan, tidak perlu menyampaikan aspirasi dengan perbuatan kekerasan.

Tidak hanya di Prancis yang terjadi unjuk rasa besar-besaran pada Hari Buruh Dunia 1 Mei 2023 kemarin, unjuk rasa besar juga terjadi di negara Korsel dimana 100 ribu lebih orang berunjuk rasa di berbagai kota. Di Filipina, ribuan pekerja berpawai di jalan dan menyampaikan tuntutan.

Di Taiwan pekerja berdemo agar upah diberikan lebih tinggi pada May Day 2023. Sedangkan di Indonesia sendiri juga ada unjuk rasa yang dipimpin oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia yang melibatkan sekitar 50 ribu pekerja di berbagai kota Indonesia.

Baca Juga : Polisi AS Tidak Sengaja Menjual 27 KG Sabu ke Pengedar Saat Menyamar