Tsania Marwa Lepas Hak Asuh Anak, Utamakan Kesehatan Mental
Tsania Marwa lepas hak asuh anak demi kesehatan mental mereka, pilih fokus pada pemulihan diri dan pendidikan setelah konflik hukum panjang.
BaperaNews - Tsania Marwa memutuskan untuk melepaskan hak asuh anak-anaknya dari pernikahannya dengan aktor Atalarik Syach demi menjaga kesehatan mental mereka.
Setelah bertahun-tahun terlibat dalam konflik hukum yang panjang, Tsania kini memilih untuk mengikhlaskan hak asuh tersebut demi kebaikan kedua anaknya.
Keputusan ini diambil Tsania agar anak-anaknya terhindar dari dampak negatif secara psikologis yang bisa timbul akibat perseteruan yang berkepanjangan antara dirinya dan mantan suaminya.
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram @rumpi_ttv pada Kamis (31/10), Tsania membagikan cerita tentang perjuangan yang dilalui selama tujuh tahun terakhir. Proses hukum yang tidak pernah mudah ini membuatnya mengalami stres berkepanjangan, bahkan hingga memengaruhi kondisi fisiknya.
"Secara fisik, berat badan aku sempat turun. Rambut juga sempat rontok karena kondisi itu," ungkap Tsania dalam pernyataannya.
Kondisi ini menjadi pelajaran bagi Tsania mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama untuk dirinya sendiri dan anak-anaknya. Ia menyadari bahwa kondisi mental yang stabil berpengaruh besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.
"Menurut aku, mental itu bagian penting dari kesehatan kita. Ketika mental membaik, semuanya akan ikut membaik," tambahnya.
Perjuangan Tsania dalam menghadapi masalah hak asuh anaknya ini tidak hanya menguras emosi tetapi juga membawanya pada pengalaman pahit.
Baca Juga : Atalarik Syach Ungkap Anak Tak Pilih Tsania Marwa, Netizen: Anaknya Sudah Didoktrin
Ia bahkan sempat menjalani eksekusi hukum pada tahun 2021 untuk mencoba membawa anak-anaknya kembali ke pihaknya. Namun, upayanya ini gagal dan menjadi salah satu titik terendah dalam hidupnya.
“Aku perlu mengalami kejatuhan yang sangat dalam untuk bisa bangkit. Titik terendahku adalah saat eksekusi gagal di tahun 2021. Itu membuatku merasa benar-benar jatuh,” kenang Tsania.
Setelah gagal dalam upaya tersebut, Tsania merasakan kesedihan yang mendalam. Ia merasa sudah mencapai batas dalam perjuangannya dan menyadari bahwa proses hukum yang ditempuhnya sudah mentok. Situasi itu menyadarkan dirinya bahwa mungkin sudah saatnya untuk merelakan hak asuh tersebut.
"Di titik itu aku merasa ditampar oleh realita. Proses hukumku sudah mentok, dan anak-anak belum ada di sisi aku. Jadi itulah saatnya untuk give up," lanjutnya.
Keputusan Tsania untuk melepaskan hak asuh anak-anaknya tentu bukan hal yang mudah. Meski demikian, ia berusaha bangkit dari keterpurukan tersebut dengan perlahan menerima kenyataan.
Baginya, mengikhlaskan hak asuh anak adalah bagian dari proses penyembuhan diri, meskipun prosesnya memerlukan keteguhan batin yang besar.
Seiring waktu, Tsania mencoba mencari jalan untuk memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara yang lebih positif. Ia pun mengambil langkah untuk melanjutkan pendidikannya sebagai upaya untuk memperbaiki diri dan fokus pada perkembangan pribadinya.
“Keputusan untuk give up harus diikuti dengan penerimaan batin. Proses itu berat, tetapi aku berhasil bangkit pelan-pelan dan memutuskan untuk kuliah lagi,” tutupnya.
Baca Juga : Derita Tsania Marwa 7 Tahun Pisah dari Anak, Tak Rasakan Sahur dan Buka Puasa Bareng