Tinggal Kerangka, Ini Penyebab Ibu dan Anak Bunuh Diri di Depok

Kasus bunuh diri menggegerkan di Cinere, Depok. Ibu dan anak ditemukan meninggal dengan kondisi tulang belulang. Simak kronologinya di sini!

Tinggal Kerangka, Ini Penyebab Ibu dan Anak Bunuh Diri di Depok
Tinggal Kerangka, Ini Penyebab Ibu dan Anak Bunuh Diri di Depok. Gambar : Ilustrasi Kreator Bapera News Via Canva

BaperaNews - Kasus menggemparkan terjadi kepada ibu dan anak bunuh diri yang ditemukan di Cinere, Depok, Jawa Barat. Ibu, Grace Arijani Harahapan (64 tahun) dan anaknya, David Ariyanto Wibowo (38 tahun), ditemukan meninggal dengan kondisi tinggal tulang belulang di rumah mereka.

Kasus ibu dan anak bunuh diri ini mengejutkan banyak pihak, dan diduga keduanya telah melakukan aksi tragis tersebut dengan metode yang pernah terjadi di Jepang.

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), Nathanael Elnadus J Sumampouw, menyatakan bahwa bukti kuat yang mendukung dugaan ibu dan anak bunuh diri ini berasal dari catatan, buku yang dibaca, gaya hidup, serta riwayat penjelajahan internet keduanya.

"Mereka sepaham, sepakat bersama untuk menunjukkan indikasi mengakhiri kehidupan," ungkap Nathanael pada konferensi pers (6/10).

Penemuan tragis kasus ibu dan anak bunuh diri ini terjadi pada 7 September 2023, saat jasad Grace dan David yang sudah menjadi kerangka ditemukan. Diperkirakan, mereka telah meninggal selama satu bulan sebelum ditemukan.

Dari lokasi kejadian, petugas menemukan barang-barang seperti bantal, dupa, dan senter. Dengan bukti tersebut, polisi menyimpulkan bahwa metode yang mereka gunakan mirip dengan kasus bunuh diri di Jepang.

Baca Juga: Mahasiswi UMY Bunuh Diri karena Depresi

"Bisa diberitakan oleh rekan-rekan sekalian memang ini terkunci dari dalam, terganjal oleh jenazah, semua ditutup dan tidak ada DNA lain kecuali DNA anak dan ibu," ungkap Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.

Dari sisi medis, penyebab kematian mereka adalah asfiksia atau kekurangan oksigen. Tim dokter forensik RS Polri Kramat Jati menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan maupun zat racun pada korban.

Lebih mendalam, hasil autopsi mengungkap bahwa Grace memiliki riwayat penyakit kronis pada paru dan jantung, sementara David hanya memiliki pendarahan di lambung. David, yang merupakan bagian dari ibu dan anak bunuh diri ini, menunjukkan kepribadian skizoid, sementara Grace memiliki kepribadian paranoid dan delusional.

Kejadian ini mengingatkan banyak orang pada kasus serupa yang terjadi di Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, tahun sebelumnya. Namun, polisi memastikan bahwa kasus bunuh diri di Cinere adalah peristiwa terpisah.

Sebagai langkah preventif, penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan kesehatan mental di sekitar kita. Kasus-kasus seperti ibu dan anak bunuh diri ini harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Baca Juga: Diduga Bunuh Diri, Anak SD Loncat dari Lantai 4 Sekolah