Terekam CCTV, Lurah di Padang Lecehkan Staf Perempuan dengan Raba Payudara
Lurah Belakang Tangsi, Syafardi, dinonaktifkan setelah terekam pelecehan seksual terhadap staf perempuan dengan meraba payudara. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Lurah Belakang Tangsi, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Syafardi, menjadi sorotan publik setelah aksinya yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap staf perempuan di kantornya terekam oleh kamera CCTV.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial, terlihat Syafardi melakukan tindakan yang tidak senonoh, termasuk meremas payudara salah satu staf perempuan saat berada di lingkungan kantor kelurahan.
Akibat perbuatannya, Syafardi telah dinonaktifkan sementara dari jabatannya.
Inspektorat Kota Padang segera menanggapi kasus ini dengan memanggil seluruh staf kelurahan untuk memberikan keterangan dan kesaksian terkait kejadian tersebut.
Rekaman CCTV yang tersebar menunjukkan beberapa kejadian pelecehan yang terjadi pada waktu berbeda, baik pada sore maupun malam hari.
Salah satu video yang paling mencolok memperlihatkan Syafardi melakukan pelecehan seksual di area meja tamu administrasi kantor kelurahan.
Pemerintah Kota Padang, melalui tim ad hoc yang melibatkan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) serta Inspektorat, tengah menangani kasus ini secara serius.
Baca Juga : Viral Pelecehan di KRL Serpong-Tanah Abang, Korban Gemeteran Ketakutan
Sekretaris Lurah Belakang Tangsi, Defri Putra Utama, menyatakan bahwa Syafardi akan dinonaktifkan sementara waktu hingga hasil pemeriksaan keluar.
"Jika terbukti bersalah, Syafardi terancam dicopot dari jabatannya," ujar Defri.
Syafardi diketahui telah menjabat sebagai Lurah Belakang Tangsi selama dua tahun dan memiliki istri. Sementara itu, korban dalam kasus pelecehan tersebut, yang diidentifikasi sebagai OG, diketahui berstatus janda.
Kejadian ini telah menimbulkan perhatian publik, dan masyarakat kini menantikan hasil penyelidikan serta tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang.
Kasus pelecehan seksual ini turut mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerhati hak asasi manusia, yang mendesak agar kasus ini ditangani dengan tegas dan transparan.
Mereka menilai bahwa tindakan pelecehan semacam ini tidak hanya merusak integritas seorang pejabat publik, tetapi juga mencoreng citra pemerintah yang seharusnya menjadi pelindung bagi masyarakat.
Baca Juga : Mahasiswa Magang Diduga Jadi Korban Pelecehan oleh Manajer BUMN di Semarang, Tubuh Diraba-raba