Temukan Pelanggaran Prokes Saat PTM Terbatas, KPAI Buka Suara
Sejumlah temuan pelanggaran protokol kesehatan terjadi saat proses pembelajaran tatap muka terbatas oleh KPAI
BaperaNews - Sejumlah temuan pelanggaran protokol kesehatan terjadi saat proses pembelajaran tatap muka terbatas oleh KPAI.
Retno Listyarti yang menjabat sebagai Komisioner KPAI menjelaskan bahwa pihaknya sudah terjun secara langsung untuk melakukan pengawasan pada sejumlah sekolah saat pembelajaran tatap muka berlangsung di berbagai daerah sejak 2020 hingga sekarang.
Untuk temuan pelanggaran protokol kesehatan saat ini adalah menggantungkan masker di bagian leher, masker dikaitkan di bagian dagu dan ada beberapa tempat cuci tangan yang tak berfungsi karena tak ada air mengalir hingga ketiadaan sabun cuci tangan.
Kata Retno Listyarti, bahkah pihaknya memberikan keterangan jika selama di lingkungan sekolah ada beberapa guru dan murid yang tak mengenakan masker.
“Betul sebagian SD sudah dilengkapi dengan peralatan protokol kesehatan, dari pengamatan pihak kami. Yang sangat disayangkan adalah, justru peralatan cuci tangan tersebut tak digunakan oleh mayoritas guru dan murid saat tiba di sekolah, “ tambah Retno Listyarti.
Yang membuat saya kaget, ternyata ada sekolah yang mayoritas muridnya tidak mengenakan masker saat berada di lingkungan sekolah.
“Kesadaran penggunaan masker di lingkungan sekolah masih sangat minim dari fakta yang ada. Murid hanya mengenakan masker saat berangkat dan pulang saja, selama di sekolah justru mereka tak mengenakannya,” ujar Retno Listyarti .
Kata Retno Listyarti, kondisi tersebut berarti menyamakan fungsi masker layaknya fungsi helm yang hanya digunakan saat sedang berkendara saja.
Pada hari Sabtu kemarin, Retno Listyarti memang sempat mendapatkan pesan singkat via Wa pribadinya yang berisi tentang laporan pengaduan dari sejumlah masyarakat. Pihak yang melakukan pengaduan berasal dari Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung. Untuk jenjang pendidikan yang dilaporkan adalah Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar.
Foto yang dikirimkan terlihat ada seorang guru SD perempuan tidak mengenakan masker saat sedang menembakkan alat pengukur suhu tubuh murid. Kemudian ada pembelajaran tatap muka di jenjang PAUD yang mana guru dan muridnya tak ada satupun yang mengenakan masker.
“Bisa diambil kesimpulan bahwa jenjang TK dan SD belum siap 100 persen untuk pelaksanaan PTM. Akan lebih baik jika jenjang SMP hingga PT saja dulu. Alasannya yakni murid atau mahasiswa sudah mendapatkan vaksin dan mereka lebih mudah untuk dikendalikan,” tambah Retno Listyarti.