11 Sisi Gelap Filipina: Fakta Tersembunyi di Balik Keindahan Alamnya yang Memukau

Di balik keindahan alamnya, ada banyak sisi gelap Filipina yang wajib kamu ketahui berikut ini.

11 Sisi Gelap Filipina: Fakta Tersembunyi di Balik Keindahan Alamnya yang Memukau
Sisi Gelap Filipina. Gambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

BaperaNews - Filipina memang dikenal dengan pantai-pantai indah, pemandangan alam tropis, dan budaya unik yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai negara.

Sebagai negara tetangga Indonesia di kawasan Asia Tenggara, Filipina menawarkan wisata alam yang memikat dan budaya yang beragam.

Namun, di balik keindahan alamnya, negara kepulauan ini menyimpan sisi gelap yang sering mengejutkan para pelancong. Hal ini bisa membuat wisatawan berpikir dua kali untuk berkunjung.

Lantas, apa saja sisi gelap Filipina yang jarang diketahui? Simak ulasanyya berikut ini. 

Baca Juga: 10 Sisi Gelap China: Menguak Kontroversi di Balik Pesatnya Kemajuan si Tirai Bambu

1. Kemacetan Parah di Kota-Kota Besar

Kepadatan Penduduk dan Kemacetan di Kota BesarGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Kota-kota besar di Filipina, seperti Manila, Makati, dan Pasay, terkenal dengan kepadatan populasinya yang tinggi.

Kemacetan lalu lintas di kota-kota ini sering kali disamakan dengan Jakarta, karena kondisi jalan yang padat dan sistem transportasi umum yang tidak efektif.

Perjalanan yang seharusnya singkat bisa memakan waktu lama karena padatnya lalu lintas.

Bahkan, saking macetnya Manila, kota ini masuk dalam salah satu kota termacet di Asia Tenggara berdasarkan TomTom Traffic Index 2024. 

Bagi wisatawan yang menginginkan liburan tenang, kota-kota besar di Filipina mungkin kurang nyaman. 

Karena itu, banyak pelancong memilih untuk menghindari Manila dan kota besar lainnya, dan lebih memilih destinasi wisata alam di luar kota untuk menikmati suasana yang lebih bebas dari hiruk-pikuk dan kemacetan.

2. Tingginya Angka Polusi Udara di Ibu Kota

Polusi Udara di Ibu KotaGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Selain kemacetan, polusi udara juga menjadi masalah besar di Filipina, khususnya di kota-kota besar seperti Manila.

Tingkat partikel berbahaya di udara sering kali melebihi batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehingga dapat berisiko bagi orang-orang dengan riwayat penyakit pernapasan.

Polusi udara di Manila ini umumnya disebabkan oleh kendaraan bermotor, terutama bus yang menggunakan diesel.

Data dari Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam (DENR) menunjukkan bahwa pada tahun 2016, kendaraan bermotor menyumbang sekitar 80% dari total polusi udara di Filipina.

Wisatawan yang sensitif terhadap polusi perlu mempertimbangkan hal ini sebelum bepergian ke Filipina, terutama jika mereka berniat mengunjungi area perkotaan.

3. Permukiman Kumuh di Metro Manila 

Permukiman Kumuh di Metro Manila dan TondoGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Di balik gedung-gedung tinggi, Filipina memiliki permukiman kumuh di Metro Manila dan Tondo.

Penduduk di kawasan ini hidup dengan akses terbatas terhadap layanan dasar seperti sanitasi, air bersih, dan kesehatan.

Sekitar 40% penduduk di Metro Manila tinggal di permukiman kumuh, termasuk di kawasan Tondo yang sangat padat penduduk.

Tondo sendiri dihuni oleh lebih dari 650 ribu jiwa pada 2020. Padahal, luas wilayahnya hanya 8,65 kilometer persegi. 

Situasi ini sering kali mengejutkan wisatawan, karena sangat berbeda dengan kawasan wisata lainnya yang terlihat modern dan berkembang.

4. Fenomena Pagpag, Makanan dari Tempat Sampah

Fenomena “Pagpag”: Makanan dari Tempat SampahGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Di kawasan permukiman kumuh Filipina, banyak terjadi fenomena pagpag.

Pagpag sendiri adalah makanan sisa dari restoran, terutama restoran cepat saji, yang diambil dari tempat sampah dan kemudian dikonsumsi kembali. 

Makanan ini dikumpulkan, dicuci, dimasak ulang, dan dikonsumsi atau dijual kembali.

Meski tidak sehat, sebagian masyarakat terpaksa mengonsumsi pagpag karena kondisi ekonomi yang sulit.

Fenomena ini menjadi gambaran ketimpangan ekonomi di Filipina.

Meski negara ini memiliki keindahan alam, tantangan besar di bidang ekonomi dan kesejahteraan tetap ada, terutama bagi masyarakat kelas bawah.

5. Ancaman Terorisme dan Tingkat Kejahatan yang Tinggi

Ancaman Terorisme dan Tingkat Kejahatan yang TinggiGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Selain masalah ekonomi, keamanan juga menjadi perhatian di Filipina.

Tingkat kejahatan dan ancaman terorisme cukup tinggi, terutama di wilayah selatan seperti Kepulauan Sulu. 

Menurut data dari Institute for Economics and Peace, indeks terorisme di Filipina pada 2023 mencapai 5,38 poin, sedangkan pada 2022 mencapai 6,33 poin. 

Rata-rata indeks terorisme di Filipina dari tahun 2002 hingga 2023 adalah 6,66 poin, dengan puncaknya sebesar 7,33 poin pada tahun 2011.

Baca Juga: Mengungkap 7 Sisi Gelap Pesantren, Realita Tersembunyi yang Terang Benderang

6. Wilayah-Wilayah yang Tidak Direkomendasikan untuk Dikunjungi

Wilayah-Wilayah yang Tidak Direkomendasikan untuk DikunjungiGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Beberapa kawasan di Filipina, terutama bagian selatan seperti Mindanao, Kepulauan Sulu, dan Zamboanga, sebaiknya dihindari oleh wisatawan karena tingkat kriminalitas yang tinggi.

Kawasan-kawasan ini sering menjadi lokasi penculikan, pembajakan, dan aksi kriminal lainnya yang menargetkan wisatawan.

Namun, terdapat beberapa destinasi yang dianggap aman dan populer di kalangan wisatawan, seperti Davao, Bohol, Makati, dan Cebu.

Destinasi ini menawarkan berbagai pilihan wisata yang menarik dan relatif aman.

7. Sering Terjadi Bencana Alam

Bencana Alam: Gempa Bumi dan Badai TropisGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Seperti Indonesia, Filipina terletak di Cincin Api Pasifik yang membuatnya rawan gempa dan letusan gunung berapi.

Filipina juga sering dilanda badai tropis dan angin topan sepanjang tahun.

Pada tahun 2023, Topan Doksuri dan Badai Tropis Jelawat melanda Luzon dan Mindanao, menimbulkan kerusakan dan memaksa banyak warga mengungsi.

Wisatawan disarankan untuk memeriksa musim dan kondisi cuaca sebelum berkunjung ke Filipina, karena bencana alam di negara ini bisa mempengaruhi keselamatan mereka.

8. Dinasti Politik dan Masalah Korupsi

inasti Politik dan Masalah KorupsiGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Filipina dikenal dengan politik dinasti yang kuat, seperti keluarga Marcos yang kembali berkuasa.

Keluarga ini terkenal dengan sejarah korupsi dan otoritarianisme pada masa lalu.

Namun, kampanye media sosial yang menampilkan masa keemasan era Marcos membuat banyak anak muda mempercayai narasi tersebut.

Politik dinasti sering dikritik karena dianggap kurang demokratis dan dapat menghambat kemajuan.

Namun, banyak masyarakat tetap mendukung dinasti politik ini meskipun isu korupsi dan nepotisme menjadi sorotan.

Baca Juga: 9 Sisi Gelap Penangkaran Paus Orca, Fakta Kelam di Balik Gemerlap Hiburan Manusia

9. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kesenjangan Sosial dan EkonomiGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Kondisi ekonomi Filipina yang timpang menciptakan kesenjangan nyata antara masyarakat kaya dan miskin.

Banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, dengan akses terbatas terhadap pendidikan dan kesehatan.

Sebagian besar masyarakat bekerja di sektor informal tanpa jaminan kesejahteraan.

Keadaan ini berdampak pada tingkat kriminalitas yang tinggi. Wisatawan perlu memahami kondisi ini untuk menyiapkan diri saat berkunjung ke Filipina.

10. Banyak Geng Kriminal dan Aksi Pencurian

Geng Kriminal dan Aksi PencurianGambar : BaperaNews/ Achmad Rifai

Di kota-kota besar di Filipina, geng kriminal sering kali melakukan aksi pencurian dan penipuan yang menargetkan wisatawan.

Tak jarang, mereka menggunakan metode pembiusan untuk merampok korban di pusat perbelanjaan atau sekitar ATM, membuat wisatawan asing perlu waspada.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Filipina, penting untuk selalu berhati-hati dan menjaga barang berharga agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.

11. Tempat Berbahaya bagi Jurnalis

Filipina menjadi salah satu negara paling berbahaya bagi wartawan. Hal ini berdasarkan data dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ). 

Sejak 1992, 77 jurnalis tewas di wilayah Filipina. Angka ini sangat tipis dengan suriah (80 jiwa) dan Irak (166 jiwa).

Tingginya angka kekerasan pada jurnalis di negara tersebut menyebabkan banyak jurnalis beranggapan bahwa untuk menjalani profesi ini di Filipina tak cukup hanya bermodalkan otak dan pena, tapi juga butuh senjata. 

Oleh sebab itu, banyak jurnalis di Filipina memiliki senjata untuk melindungi diri dari bahaya, khususnya di wilayah Mindanao. 

Itu dia berbagai sisi gelap Filipina. Yup! Di balik keindahan alamnya, Filipina memang memiliki sisi gelap yang perlu diketahui wisatawan. 

Dari kepadatan kota hingga ancaman kriminalitas, ada banyak hal yang harus diwaspadai.

Namun, Filipina tetap menawarkan pesona alam dan budaya yang menarik.

Dengan persiapan dan kewaspadaan, pengalaman liburan di Filipina bisa tetap menyenangkan dan aman.