10 Sisi Gelap China: Menguak Kontroversi di Balik Pesatnya Kemajuan si Tirai Bambu
Meski telah mencapai banyak hal mengesankan, namun ternyata China menyimpan berbagai sisi gelap yang mengejutkan.

BaperaNews - China dikenal sebagai negara dengan peradaban tua serta salah satu perekonomian terbesar di dunia.
Namun, di balik kemajuan dan keunggulan ini, ada sisi gelap China yang jarang disorot.
Yup! Meskipun telah mencapai banyak hal mengesankan, beberapa tradisi dan kebiasaan di China memperlihatkan sisi yang mengejutkan, baik bagi dunia luar maupun masyarakatnya sendiri.
Dari pola pengasuhan yang keras hingga tekanan sosial ekstrem, mari telusuri lebih dalam bagaimana tradisi dan sistem di China memengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Baca Juga: 12 Sisi Gelap Sagitarius: Percaya Diri Harga Mati!
1. Tingginya Angka Kekerasan pada Anak
Gambar : Ilustrasi Canva
Banyak keluarga di China menerapkan aturan ketat pada anak-anak mereka.
Budaya menghormati orang tua sering kali disalahartikan sebagai ketaatan mutlak, sehingga dalam beberapa keluarga, disiplin keras dianggap wajar.
Tak jarang, tindakan ini diiringi kekerasan fisik, di mana orang tua merasa berhak memukul atau menghukum anak jika mereka dianggap tidak patuh.
Meskipun kesadaran publik dan inisiatif pemerintah semakin meningkat, namun kekerasan terhadap anak tetap menjadi masalah sosial yang signifikan di Tiongkok, dipengaruhi oleh faktor budaya, hukum, dan ekonomi.
Menurut laporan kerja Kejaksaan Agung China pada Maret 2024, selama 2023 kejaksaan di China telah menerapkan prinsip nol toleransi pada tindakan kriminal terhadap anak di bawah umur.
Selama kurun waktu tersebut, ada 67 ribu orang dituntut atas pelecehan seksual, penganiayaan, dan kekerasan terhadap anak di bawah umur. Angka ini naik 14,9 persen secara tahunan.
2. Tekanan dari Sistem Keluarga Besar
Gambar : Ilustrasi Canva
Budaya keluarga besar di China menempatkan kepentingan keluarga di atas kepentingan individu.
Sebagian besar keputusan pribadi seseorang harus melalui persetujuan keluarga, terutama orang tua dan kerabat dekat.
Fenomena ini menimbulkan tekanan sosial yang besar bagi setiap anggota keluarga untuk tunduk pada aturan keluarga besar.
Sistem ini membatasi kebebasan individu dan lebih mengutamakan kepentingan kolektif.
Meskipun undang-undang modern mengakui hak individu, faktanya tekanan sosial keluarga masih kuat.
Banyak aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan pernikahan, dipengaruhi oleh tuntutan keluarga, menjadikan kebebasan pribadi sulit diwujudkan.
3. Obsesi Berlebihan terhadap Kesuksesan Anak
Gambar : Ilustrasi Canva
Ekspektasi tinggi terhadap prestasi anak-anak sangat umum di China.
Banyak keluarga menganggap pendidikan dan prestasi sebagai ukuran utama keberhasilan, dan tidak ragu untuk mendorong anak-anak meraih peringkat tertinggi di sekolah.
Jika anak-anak gagal memenuhi harapan, mereka seringkali menerima teguran keras atau hukuman.
Dorongan untuk selalu menjadi yang terbaik ini menimbulkan tekanan mental yang besar.
Anak-anak harus berkompetisi dan menghadapi tuntutan yang tidak realistis, mengganggu keseimbangan emosional dan kesehatan mental mereka.
Ekspektasi ini terus berlanjut hingga mereka dewasa, bahkan dalam dunia kerja.
4. Darwinisme Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari
Gambar : Ilustrasi Canva
Budaya kompetitif ekstrem di China membentuk pola pikir Darwinisme sosial atau seleksi alam, yang menghasilkan kebijakan-kebijakan yang menindas kaum lemah.
Banyak yang percaya bahwa 'hanya yang kuat yang berhak bertahan' dan prinsip ini dipraktikkan luas, termasuk dalam dunia kerja.
Persaingan ketat dianggap normal, dan orang sering kali melakukan berbagai cara untuk mengalahkan pesaing.
Sejak dini, anak-anak dibiasakan dengan pola pikir ini, di mana kemenangan dianggap lebih penting daripada keadilan atau etika.
Akibatnya, prinsip ini mendorong masyarakat untuk mengutamakan kemenangan, mengarah pada persaingan tidak sehat dan mengikis rasa keadilan.
Baca Juga: 11 Sisi Gelap Gemini yang Bisa Bikin Orang di Sekitarnya Kewalahan
5. Tuntutan untuk Minum Alkohol
Gambar : Ilustrasi Canva
Budaya menenggak alkohol adalah tradisi yang kental, terutama dalam acara sosial atau pesta makan malam.
Menolak minum dianggap sebagai penghinaan atau tanda kurang hormat, yang dapat merusak hubungan pertemanan atau bisnis.
Oleh sebab itu, banyak orang merasa tertekan untuk minum sebagai tanda hormat atau persahabatan.
Budaya ini berdampak buruk pada kesehatan fisik dan psikologis, memaksa banyak orang mengonsumsi alkohol meskipun tidak menginginkannya.
6. Kurangnya Simpati dalam Kehidupan Bermasyarakat
Gambar : Ilustrasi Canva
Kurangnya simpati atau empati antarindividu menjadi sisi gelap lain dalam budaya China.
Banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi orang lain, terutama jika tidak langsung memengaruhi kehidupan mereka.
Misalnya, ketika ada yang mengalami kecelakaan atau membutuhkan bantuan, orang-orang lebih memilih untuk tidak terlibat.
Sikap ini lahir dari mentalitas 'ini bukan urusan saya', menciptakan lingkungan yang terasa dingin dan kurang ramah.
7. Ideologi Sinosentrisme dalam Memahami Dunia
Gambar : Ilustrasi Canva
Sinosentrisme, yaitu pandangan yang menempatkan China sebagai pusat dunia, masih cukup kuat di kalangan masyarakat China.
Banyak orang China memandang warga non-China sebagai orang asing, bahkan ketika berada di luar negeri.
Perspektif ini menciptakan jarak dalam interaksi internasional, karena pandangan asing ini bukanlah hal yang universal.
Konsep sinosentrisme ini populer di kalangan elit Tiongkok hingga demisme akhir dinasti Qing.
Beruntungnya, konsep ini berakhir dianut masyarakat China pada abad ke-19, sehhingga kini tidak terlalu populer lagi di tengah-tengah masyarakat China.
Baca Juga: Mengungkap 7 Sisi Gelap Pesantren, Realita Tersembunyi yang Terang Benderang
8. Konsumsi Berbagai Jenis Hewan
Gambar : Ilustrasi Canva
Kebiasaan mengonsumsi daging hewan tertentu seperti anjing dan kucing masih menjadi bagian dari tradisi di China, meski menuai banyak kontroversi.
Daging hewan ini bahkan dihidangkan dalam festival tradisional sebagai simbol keberuntungan dan keseimbangan elemen.
Meski pemerintah mengatur agar hanya hewan ternak bersertifikat yang boleh dikonsumsi, tapi faktanya masih banyak kasus penangkapan hewan liar, bahkan peliharaan, untuk dijual di restoran.
Bahkan, berdasarkan laporan dari surat kabar Nanfang News pada Desember 2012, ada sekitar 4 juta kucing yang dipotong untuk dimakan.
9. Gudangnya Gedung Pencakar Langit
Berdasarkan laporan Southern Metropolis Daily, pada 2012 ada lebih dari 200 gedung pencakar langit yang sedang dibangun di China.
Artinya, rata-rata satu gedung pencakar langit selesai dibangun setiap lima hari dalam tiga tahun.
Banyaknya gedung pencakar langit di China ini disebabkan oleh anggapan bahwa bangunan adalah simbol kemakmuran dan kekayaan.
Makin tinggi gedung yang dibangun, maka makin bergengsi pula kesan yang ditonjolkan.
Sayangnya, ambisi China untuk membangun gedung-gedung tinggi ini justru berimbas pada banyaknya gedung yang tak rampung dibangun.
Di beberapa daerah bahkan ada kota mati yang berisi bangunan-bangunan terbengkalai.
10. Tingginya Angka KDRT
Menurut data dari organisasi perempuan terbesar di Tiongkok, All-China Women's Federation, satu dari empat perempuan di China pernah mengalami KDRT.
Dikatakan, setiap 7,4 detik sekali ada perempuan China yang mengalami KDRT.
Salah satu faktor tingginya KDRT di China adalah karena langgengnya budaya patriarki di negeri itu.
Sebagai negara besar dengan pengaruh kuat di dunia, China memiliki sisi gelap yang mencerminkan tantangan dan realitas dalam masyarakatnya.
Dari pola pengasuhan yang keras hingga budaya kompetitif yang ekstrem, berbagai aspek ini menunjukkan bahwa tidak semua tentang kemajuan membawa dampak positif.
Melalui pemahaman akan sisi gelap ini, kita dapat melihat bahwa setiap negara memiliki tantangan dan keunikannya masing-masing, membuka ruang untuk kritik yang membangun demi perubahan positif bagi masyarakat di seluruh dunia.
Referensi:
- National Geographic Indonesia. Terjadi tiap 7,4 Detik, Kenapa Tingkat KDRT di Tiongkok Sangat Tinggi? Tautan: https://nationalgeographic.grid.id/read/132735707/terjadi-tiap-74-detik-kenapa-tingkat-kdrt-di-tiongkok-sangat-tinggi?page=all
- Wikipedia. Child abuse in China. Tautan: https://en.wikipedia.org/wiki/Child_abuse_in_China
- AntaraNews. Kejaksaan China tingkatkan perlindungan pada anak dan kaum perempuan. Tautan: https://www.antaranews.com/berita/4001304/kejaksaan-china-tingkatkan-perlindungan-pada-anak-dan-kaum-perempuan
- Merdeka.com. 10 Fakta mengejutkan seputar China yang bikin geleng-geleng kepala. Tautan: https://www.merdeka.com/gaya/10-fakta-mengejutkan-seputar-china-yang-bikin-geleng-geleng-kepala.html?page=11