Presiden Prabowo Resmikan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Gereja Katedral
Presiden Prabowo resmikan Terowongan Silaturahmi, simbol harmoni antaragama yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, pada Kamis (11/12).
BaperaNews - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Terowongan Silaturahmi, sebuah jalur penghubung yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
Terowongan ini menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Indonesia, mencerminkan keberagaman budaya dan keagamaan bangsa.
Peresmian tersebut dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Menteri Agama Nasaruddin Umar, jajaran menteri Kabinet Merah Putih, dan berbagai tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Prabowo mengungkapkan rasa syukurnya atas terselesaikannya proyek tersebut.
"Hari ini saya sangat bergembira menghadiri acara peresmian Terowongan Silaturahmi antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Ini adalah simbol kerukunan umat beragama yang menjadikan bangsa kita memiliki ciri khas, yaitu keberagaman yang penuh harmoni," ujar Prabowo.
Selain menjadi simbol toleransi, terowongan ini juga diharapkan mempermudah akses antara kedua tempat ibadah, terutama pada momen-momen perayaan keagamaan seperti Natal dan Idulfitri.
Kehadiran fasilitas ini memungkinkan jemaat Gereja Katedral menggunakan area parkir Masjid Istiqlal, begitu pula sebaliknya.
Terowongan Silaturahmi dibangun sejak Desember 2020 hingga September 2021 dengan anggaran sebesar Rp38,9 miliar.
Jalur ini memiliki panjang 34 meter, kedalaman 6 meter, dan luas total mencapai 218 meter persegi, termasuk area shelter seluas 128 meter persegi. Terowongan ini terletak tepat di bawah Jalan Katedral, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Menurut Menteri Agama Nasaruddin Umar, filosofi di balik pembangunan terowongan ini melambangkan kedalaman hati antarumat beragama.
"Kedalaman terowongan ini melambangkan kedalaman hati antarumat beragama. Karena itu, kami memilih untuk membangun jalur ini di bawah tanah, bukan sebuah jembatan di atas permukaan," jelas Nasaruddin.
Baca Juga : Atasi Kemacetan, Presiden Prabowo Resmikan Flyover Madukoro Semarang
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti betapa uniknya keberagaman Indonesia yang terdiri dari 714 suku bangsa dan kelompok etnis. Ia menegaskan bahwa perbedaan seharusnya menjadi kekuatan untuk mempererat persatuan.
"Perbedaan tak boleh menjadi sekat pemisah. Justru, perbedaan adalah kekayaan kita," tegasnya.
Pernyataan ini sejalan dengan harapan Paus Fransiskus, yang sempat mengunjungi terowongan tersebut pada September 2024. Paus menggambarkan terowongan ini sebagai simbol penguatan persaudaraan antarumat beragama.
"Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda memiliki tugas membantu semua orang melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan pada terang. Pada akhirnya, kita akan saling mengenali sebagai saudara dan saudari," kata Paus Fransiskus.
Keberadaan terowongan ini menjadi pengingat akan pentingnya toleransi di tengah masyarakat yang majemuk.
Dalam sambutannya, Prabowo mengakui bahwa pembangunan terowongan merupakan bagian dari semangat kebangsaan yang merangkul perbedaan.
Ia juga memberikan penghormatan kepada Presiden RI ke-7 Joko Widodo, yang memprakarsai proyek ini pada 2020.
"Seharusnya Pak Jokowi yang meresmikan, karena pembangunannya dimulai di masa beliau. Tapi ini takdir, saya bagian dari menikmati hasilnya," ujar Prabowo sambil berkelakar.
Dengan diresmikannya Terowongan Silaturahmi, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam menjunjung tinggi semangat toleransi dan persatuan di tengah keberagaman.
Baca Juga : Prabowo Subianto Dukung Keputusan Menpora untuk Tambah Jam Olahraga di Sekolah