Predator Seks Reynhard Sinaga Diserang Sesama Napi

Reynhard Sinaga, predator seksual asal Indonesia, diserang di penjara Inggris. Kasusnya sebagai pemerkosa terbesar dalam sejarah Inggris kembali jadi sorotan

Predator Seks Reynhard Sinaga Diserang Sesama Napi
Predator Seks Reynhard Sinaga Diserang Sesama Napi. Gambar: Greater Manchester Police

BaperaNews - Reynhard Sinaga, predator seks asal Indonesia, mengalami serangan serius di penjara HMP Wakefield, Inggris. 

Serangan ini diduga terkait dengan kejahatan seksual yang dilakukannya, yang menjadikannya salah satu narapidana paling dibenci di penjara tersebut.

Reynhard Sinaga adalah warga negara Indonesia asal Jambi yang tiba di Inggris pada 2007 menggunakan visa pelajar. 

Ia menyelesaikan dua gelar sosiologi di Universitas Manchester dan sedang menjalani program doktoral di Universitas Leeds sebelum tindakannya terungkap. 

Baca Juga:  Menaker Terapkan Aturan Baru, Predator Seks Dijamin Susah Cari Kerja!

Reynhard dikenal sebagai pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris setelah terbukti melakukan ratusan kejahatan seksual terhadap pria muda.

Pada Juni 2017, seorang korban berusia 18 tahun berhasil melarikan diri setelah sadar saat diserang oleh Reynhard. 

Korban membawa ponsel Reynhard ke polisi, yang kemudian menemukan bukti mencengangkan berupa 3,29 terabyte rekaman kejahatan seksual.

Video tersebut mencatat ratusan serangan, beberapa di antaranya berlangsung hingga delapan jam.

Proses hukum di Pengadilan Manchester pada Januari 2020 menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Reynhard atas 159 dakwaan, termasuk 136 dakwaan pemerkosaan. 

Reynhard diperkirakan harus menjalani setidaknya 30 hingga 40 tahun hukuman sebelum kemungkinan pembebasan bersyarat.

Reynhard menggunakan tipu daya untuk menjebak korban-korbannya, kebanyakan pria muda berusia 18 hingga 36 tahun yang ditemuinya di luar klub malam di Manchester. 

Baca Juga:  Polda NTB Tetapkan Penyandang Disabilitas Tanpa Tangan Sebagai Tersangka Pemerkosa Mahasiswi di Mataram

Ia menawarkan tempat menginap atau minuman tambahan, kemudian membius mereka dengan obat yang diduga GHB. Setelah korban tidak sadarkan diri, Reynhard merekam serangan seksualnya menggunakan ponsel.

Hakim Suzanne Goddard menggambarkan Reynhard sebagai "predator seksual jahat" yang memanfaatkan kelemahan pria muda yang mabuk. 

Jaksa penuntut Ian Rushton menyebutnya sebagai "pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris."

Pada Juli 2024, Reynhard Sinaga menjadi target serangan oleh narapidana lain di HMP Wakefield, West Yorkshire, yang dikenal sebagai penjara untuk tahanan berisiko tinggi. 

Media Inggris melaporkan bahwa serangan tersebut hampir menyebabkan luka serius pada Reynhard, meskipun akhirnya berhasil dihentikan oleh penjaga penjara.

Baca Juga:  Pimpinan Ponpes di Serang Ditangkap Usai Diduga Cabuli Santriwati

Seorang sumber yang diwawancarai media lokal menyebut bahwa Reynhard dibenci secara universal oleh narapidana lain karena kejahatannya yang dianggap sangat keji. Sikapnya yang arogan selama di penjara juga turut memicu kebencian tersebut. 

"Dia adalah target yang jelas di penjara karena kejahatannya yang bejat," ujar sumber tersebut.

Kasus Reynhard Sinaga menarik perhatian dunia sebagai salah satu kejahatan seksual terbesar dalam sejarah Inggris. Lebih dari 190 korban telah teridentifikasi, namun sekitar 70 orang lainnya masih belum diketahui identitasnya hingga kini.

Di penjara, Reynhard menghadapi ancaman fisik dan isolasi sosial. Serangan yang dialaminya mencerminkan risiko tinggi yang dihadapi narapidana dengan kasus kejahatan berat, terutama kejahatan seksual.