Pernah Jatuh di Indonesia, Pesawat Sukhoi Superjet 100 Jatuh di Moskwa

Pesawat Sukhoi Superjet 100 asal Rusia mengalami kecelakaan di wilayah Kolomna, Moskwa, pada Jumat (12/7). Simak Selengkapnya!

Pernah Jatuh di Indonesia, Pesawat Sukhoi Superjet 100 Jatuh di Moskwa
Pernah Jatuh di Indonesia, Pesawat Sukhoi Superjet 100 Jatuh di Moskwa. Gambar : Kolase Reuters & Wikipedia

BaperaNews - Pesawat Sukhoi Superjet 100 asal Rusia mengalami kecelakaan di wilayah Kolomna, Moskwa, pada Jumat (12/7). Tiga awak pesawat tewas dalam insiden ini. 

Menurut otoritas darurat setempat, pesawat milik Gazprom Avia jatuh di hutan dekat Desa Apraksino, sekitar 90 kilometer tenggara ibu kota Rusia.

Belum diketahui secara pasti penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 ini. Namun, beberapa media Rusia melaporkan kemungkinan mesin pesawat mati karena menabrak burung saat lepas landas. 

Hingga saat ini, badan investigasi setempat masih menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat dan menghimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut lepas landas dari pabrik pembuatan pesawat di Lukhovitsy, yang berlokasi 110 kilometer tenggara Moskwa. 

Menurut laporan media Inggris, Metro, pesawat itu membawa tiga awak penerbangan, yakni Kapten Yevgeniy Bulavko (53), co-pilot Maxim Lukmanov, dan pramugari Vladislav Kharlamov.

Setelah lepas landas, pilot secara mendadak memberikan sinyal mayday. Namun, sebelum sempat melakukan pendaratan darurat, pesawat berputar-putar hingga menghabiskan bahan bakar. 

Diyakini, pilot mencoba mengalihkan pesawat dari area pembangunan di Desa Apraksino dan Maloe Karasevo sebelum jatuh di hutan. Pesawat hilang dari pantauan radar sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Baca Juga : Pesawat Boeing Dreamliner 787-8 Turbulensi Parah, Puluhan Orang Luka-luka

Rekaman gambar dari saksi mata menunjukkan pesawat terbang rendah namun stabil sebelum kecelakaan terjadi. Setelah itu, terlihat gumpalan asap hitam mengepul ke langit saat pesawat menghantam tanah. 

Video amatir dari tempat kejadian memperlihatkan sebagian besar badan pesawat lenyap terbakar.

Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang komersial pertama Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet. Pesawat ini telah dikembangkan sejak tahun 2000 dan melakukan penerbangan perdananya pada 2008. 

Pesawat ini memperoleh sertifikat operasi laik terbang Rusia pada 2011 dan Uni Eropa pada 2012. Sukhoi Superjet 100 mulai dipasarkan secara luas sejak 2010, termasuk ke Indonesia.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 pernah mengalami dua kecelakaan besar sebelumnya. Kecelakaan pertama terjadi pada 9 Mei 2012 di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang menewaskan semua 45 penumpang dan awak pesawat. 

Penyebab kecelakaan tersebut adalah kelalaian pilot yang mengabaikan peringatan Terrain Awareness Warning System (TAWS), yang mengakibatkan pesawat menabrak tebing dan hilang dari radar pada pukul 14.50 WIB.

Kecelakaan kedua terjadi di bandara Sheremetyevo Moskwa pada Mei 2019. Pesawat yang membawa awak kabin dan penumpang tersambar petir dan melakukan pendaratan darurat tak lama setelah lepas landas. 

Sayangnya, pendaratan darurat tersebut tidak berjalan mulus, sehingga pesawat terbakar dan menewaskan 45 penumpang serta awak pesawat.

Dalam kejadian terbaru ini, penyebab pilot memberikan sinyal tanda bahaya belum diketahui. Sukhoi Superjet 100 telah dikenal sebagai pesawat penumpang komersial penting bagi Rusia, tetapi sejarah kecelakaan ini menimbulkan pertanyaan mengenai keselamatannya.

Gazprom Avia dan pihak berwenang setempat akan terus melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini. 

Investigasi ini sangat penting untuk meningkatkan keamanan dan keandalan pesawat Sukhoi Superjet 100 di masa mendatang.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 adalah simbol pencapaian besar bagi industri penerbangan sipil Rusia. Pesawat ini merupakan pesawat sipil pertama yang diproduksi oleh Sukhoi, perusahaan yang sebelumnya dikenal karena memproduksi pesawat tempur militer. 

Dalam pengembangan Sukhoi Superjet 100, Sukhoi bekerja sama dengan berbagai mitra internasional, termasuk Boeing dari Amerika Serikat.

Baca Juga : Pesawat Korean Air Terjun Bebas 8 Km dalam 15 Menit, Banyak Penumpang Cedera