Pasukan Wagner Bakal Dikontrak Resmi Rusia
Usaha kudeta terhadap Presiden Rusia oleh pasukan tentara bayaran Wagner Group dibatalkan setelah pemimpin mereka dan pemerintah Rusia mencapai kesepakatan.
BaperaNews - Pasukan Wagner Group batal lakukan kudeta terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin usai tercapai kesepakatan antara pemimpin Wagner Group, Yevgheny Prigozhin dengan pemerintah Rusia.
Pasukan tentara bayaran yang ikut pemberontakan juga tidak akan mendapat sanksi atau diadili. Sedangkan pasukan tentara bayaran yang tidak terlibat kudeta mendapat kontrak resmi dari Rusia.
Jubir Kremlin, Dmitry Peskov menyebut mereka akan dikontrak oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
“Kesepakatan sudah dibuat bahwa tentara Wagner Group akan kembali lagi ke kamp militer dan ke penempatan mereka. Beberapa diantara mereka jika ingin bisa dikontrak oleh Kemenhan Rusia Dan itu berlaku juga untuk tentara yang ambil bagian dalam pemberontakan bersenjata" kata Peskov hari Minggu (25/6).
Peskov mengungkap ada sejumlah prajurit dari Wagner yang mengubah pemikirannya sejak awal dan kembali secepat mungkin.
Baca Juga : Zelensky Buka Suara Terkait Isu Khianati Putin
“Mereka bahkan meminta bantuan dari polisi lalu lintas dan yang lain demi bisa kembali ke penempatan permanen mereka” imbuhnya.
Sebelumnya pada hari Jumat (23/6), pemimpin Wagner Prigozhin memposting sejumlah pesan suara di Telegram dan menyampaikan kecaman pada militer Rusia, ia menyebut Rusia telah membunuh pasukan Wagner dan mereka akan membalasnya hingga terjadi upaya pemberontakan bersenjata.
Namun kemudian diketahui hal itu hanya sebuah kesalahpahaman dan masalah diselesaikan dengan negosiasi.
Akhirnya semua selesai dan Prigozhin meminta pasukannya mundur, kembali ke kamp militer dan kembali jalankan tugas untuk membela Rusia. Pasukan pun mengikuti perintah dan kembali ke pasukannya.
Wagner selama ini berperan penting dalam invasi Rusia ke Ukraina dimana mereka jadi salah satu prajurit yang menyerang pasukan Ukraina. Wagner ialah pasukarusia tentara bayaran sewaan dan Rusia akan mengontraknya untuk membantu melawan Ukraina.
Diketahui Rusia dan Ukraina masih berperang hingga kini. Tidak diketahui telah berapa banyak korban jiwa yang jatuh baik itu dari pasukan maupun warga sipil.
Rusia tetap menyerang meski mendapat banyak sanksi dari negara barat. Sedangkan Ukraina terus mendapat bantuan senjata dari negara barat seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Tidak pernah terjadi negosiasi baik antara Rusia dan Ukraina. Sampai saat ini pihak keamanan dunia PBB pun belum bisa jadi jalan tengah untuk keduanya berdamai dan selesaikan masalah dengan tinggalkan perang.
Baca Juga : Arab Saudi Resmi Gabung Blok Keamanan SOC China-Rusia