Part 1, Fahd A Rafiq : Hoax Bisa Menghancurkan Persatuan Negeri dan Runtuhkan Tatanan Demokrasi

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan bahwa berita palsu atau hoax dapat menghancurkan persatuan Negeri dan meruntuhkan tatanan demokrasi.

Part 1, Fahd A Rafiq : Hoax Bisa Menghancurkan Persatuan Negeri dan Runtuhkan Tatanan Demokrasi
Fahd A Rafiq: Hoax Bisa Menghancurkan Persatuan Negeri dan Runtuhkan Tatanan Demokrasi. Gambar : Pixabay.com/Dok. Memyselfaneye

Ahmad Sofyan (Kontributor) - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengulik cerita tentang Adam dan Hawa yang dikeluarkan dari surga karena informasi hoax atau palsu yang dilakukan oleh para iblis. 

“Informasi menarik tersebut memang tampak manis dan menjanjikan, tapi sesungguhnya dusta dan palsu, karena kenyataannya pas pohon keabadian itu didekati dan memakan buahnya (khuldi) justru keduanya dikeluarkan dari surga,” ucap Fahd A Rafiq di Jakarta pada Jumat (3/2). 

Fahd A Rafiq mengatakan, “Setan menjalankan cara licik tersebut untuk menjerumuskan manusia supaya berbuat durhaka kepada Allah SWT. Bersumber dari Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya At Tahrir Wa Tanwir bahwa nama indah ‘Pohon Keabadian’ sengaja dibuat para setan untuk mengundang daya tarik serta mengelabui manusia yang memiliki kecenderungan untuk dapat hidup bertahan lama.”

“Dengan kata lain, nama pohon keabadian merupakan bagian dari skenario hoax supaya Adam terjerumus dalam tipuannya. Episode selanjutnya Adam dan Hawa keluar dari kenikmatan dan kemuliaan surga lalu tinggal di bumi. Setelah sadar bahwa dirinya tergelincir oleh hoax rayuan manis iblis, Adam dan Hawa segera bertaubat,” lanjut Fahd A Rafiq. 

Fahd A Rafiq menambahkan, “Hoax yang menyebar di masyarakat Indonesia pasti ada yang menggiring, lemahnya budaya membaca secara fisik menggunakan buku lalu beralih ke budaya baca digital dan disinilah letak permasalahannya sehingga potongan kalimat yang tidak sempurna dapat menimbulkan salah tafsir.”

Menurut Fahd A Rafiq, apabila berita kebohongan terus menerus disebar secara masif, maka berita hoax tersebut bisa dijadikan sebagai berita yang benar dan mudah dipercaya oleh masyarakat.

Baca Juga : Fahd A Rafiq : Karena Perbedaan Kita Menjadi Indonesia

“Disisi lain, budaya membaca buku digital memerlukan kemampuan literasi yang kuat dan masyarakat Indonesia masih sangat rentan, sebab belum mampu memilih informasi yang tepat sesuai kebutuhan,” jelas Fahd A Rafiq

“Membaca buku secara fisik akan membawa kepribadian seseorang untuk tidak mudah percaya dengan kiriman informasi serta mempunyai rasa penasaran, berhati-hati lah mengambil keputusan dan berusaha untuk mencari benang merah yang ingin dibaca,” sambung Fahd A Rafiq

Ketum DPP Bapera ini menjelaskan, “Sisi lain budaya Indonesia adalah pitutur atau cerita secara turun temurun tentang legenda dan kisah unik lainnya. Namun, saat ini jika kumpul bisa disebut bergosip ria, apalagi pembicaraannya tidak ada tendensi kuat dan sumber yang kuat sehingga bisa memunculkan informasi hoax.”

Fahd A Rafiq menegaskan, “Kekurangan membaca buku secara digital biasanya yang dibaca hanya poin-poin penting atau sepotong-potong. Karakter masyarakat Indonesia yang mempunyai budaya pitutur menjadi alasan kuat masyarakat Indonesia mudah terserang hoax. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga lebih percaya jika mendapatkan informasi dari orang terdekat.”

“Oleh karena itu, masyarakat Indonesia mulai sekarang harus berhati-hati dengan judul berita provokatif, perlu mencermati alamat situs abal-abal atau tidak. Mengapa penanggulangan hoax harus dilakukan? Sebab, hoax berpotensi menimbulkan konflik,” pesan Fahd A Rafiq. 

Jika dilihat secara psikologis, setiap manusia pasti ingin menjadi orang pertama yang memberikan informasi supaya terlihat eksklusif dan seolah menjadi orang pertama yang mengetahui berita tersebut.

Terlebih jika informasi tersebut didapatkan dari lingkungan terdekat, seperti keluarga atau sahabat. Hoax yang kerap kali menyebar di masyarakat ialah pesan berantai, penipuan, daring, pencemaran nama baik, kisah yang sedih atau memalukan, hingga seputar informasi mitos. 

Fahd A Rafiq memberikan tips untuk Anda supaya tidak terkena berita atau informasi hoax, yaitu ketika Anda mendapatkan informasi yang ganjil harap diamkan sejenak, lalu Anda melakukan penelusuran melalui sumber atau portal berita terpercaya. Jangan mengikuti tren yang sedang berkembang, sebab saat ini kita harus bertanggung jawab apa yang jari kita lakukan. 

“Informasi hoax itu bukan sekedar berita bohong, ia lebih dari itu: hoax itu bisnis. Yaitu bisnis untuk mendulang uang, hoax dibuat untuk memenuhi kebutuhan perut, dan penyakit itu kini mewabah nyaris tak terperi,” pungkas Fahd A Rafiq. 

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, pada akhir 2016 terdapat kurang lebih 800 situs yang diduga menjadi produsen virus hoax, berita palsu, dan ujaran kebencian. 

“Saat ini sudah 2023 pastinya lebih banyak situs-situs hoax yang menyebar di Indonesia,” imbuh Fahd A Rafiq.

Apabila berita hoax terus dibiarkan dan tidak ada antisipasi cepat tanggap, efek kedepannya dapat menghancurkan persatuan Indonesia dan meruntuhkan tatanan demokrasi. 

“Jika menyebar informasi yang masih samar-samar tingkat akurasinya saja kita sudah bisa divonis berbohong, apalagi bila kita dengan sengaja menyebarkan berita yang jelas hoax. Kedengkian iblis kepada Adam jangan sampai menjadi teladan untuk umat manusia sekarang, sehingga antar sesama saudara sebangsa dan setanah air pun harus saling memusuhi dan menjatuhkan,” tutup Fahd A Rafiq. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Tidak Ada Kata Terlambat Membangun Perdamaian Dunia

Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat).