Part 1: Fahd A Rafiq Bahas Perang Dunia, Cold War Hingga Invasi Rusia Ukraina

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq kali ini membahas tentang terjadinya perang dunia, cold war (perang dingin) hingga invasi Rusia ke Ukraina.

Part 1: Fahd A Rafiq Bahas Perang Dunia, Cold War Hingga Invasi Rusia Ukraina
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq kali ini membahas tentang terjadinya perang dunia, cold war (perang dingin) hingga invasi Rusia ke Ukraina. Gambar : Pixabay.com/Dok. WikiImages

BaperaNews - Axis dunia saat ini telah bergeser, begitupun dengan peta dan pemainnya. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq. Ia juga akan berbicara tentang geopolitik yang harus dipahami dan perlu dipelajari. 

“Dari penjajahan ala Eropa ke seluruh dunia, hingga puncaknya perang dunia I dan perang dunia II. Lalu, masuklah periode New World Order,” ucap Fahd A Rafiq. 

Diketahui, Quote unquote Amerika Axis centrum of Gravitates Amerika merupakan kebijakan luar negeri USA, pemainnya negeri Paman Sam dan sekutunya. Pada awal tahun 50 an sampai awal 90 an musuhnya adalah komunisme yang dibantu oleh Uni Soviet dan negara beraliran komunis melawan penganut demokrasi yang dibantu Amerika. 

“Penganut demokrasi akan dibantu oleh Amerika, komunisme dibantu Uni Soviet. Saat itu Tiongkok masih negara underdeveloped Soviet, di zaman Mao Zedong tentunya, hingga separuh masa Deng Xiao Ping masih dibantu Soviet,” jelas Fahd A Rafiq. 

Perang demokrasi melawan komunisme disebut sebagai perang dingin (cold war) karena perangnya adalah perang Spy (perang mata-mata ala James Bond). Perangnya dengan cara pihak barat membunuh ilmuwan Soviet, lalu pihak KGB mengambil data intelijen NASA dan Pentagon. Kedua belah pihak saling adu Spy, adu data, saling menyerang dalam shadow dan silent operation. 

“Kedua negara adidaya menciptakan senjata pemusnah massal, baik perang biologi maupun bom nuklir, menyadap komunikasi, unggul-unggulan di udara, pesawat tempur, alat komunikasi seperti jaringan kabel internet hingga satelit,” pungkas Fahd A Rafiq

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Sejak Dulu Ekonomi Dan Militer Itu Saling Melengkapi

Singkatnya adalah Soviet bubar dengan masuknya pemahaman ekonomi kapitalis, keterbukaan perestroika dan glasnost nya Mikhail Gorbachev pecahan EX negara Soviet yang masing-masing ingin memerdekakan diri. Rusia juga merubah bentuk negaranya. 

Kemudian NATO yang harusnya bubar karena dia adalah bentukan Pakta Pertahanan untuk melawan Pakta Pertahanan Warsawa (threat from east), namun gagal. NATO dibuat untuk mengantisipasi ajaran komunis dan ancaman militer dari Timur (blok Soviet). 

Setelah negara-negara Timur memerdekakan diri dan lepas dari komunisme untuk membentuk demokrasi, ternyata NATO tetap menjalankan misinya yaitu ekonomi dibungkus dengan pertahanan.  

Penguasaan pasar Eropa Timur dengan kekuatan militer, di dalam buku perang namanya adalah kolonialisme 2.0. Secara perlahan, satu-satu negara blok Timur bergabung dengan NATO, bahkan saat ini adalah 20 tahun Uni Soviet bubar dan  15 negara pecahan Soviet bergabung ke NATO hingga menjadi kekuatan untuk militer ekonomi yang semakin menguat. 

Hal tersebut juga membuat Rusia terutama Vladimir Putin khawatir. Akhirnya, Putin memilih untuk melakukan invasi ke Ukraina karena Ukraina ingin bergabung dengan NATO. 

Putin merasa sikap Ukraina ini adalah suatu ancaman. Sebab, NATO sudah berada di pagarnya Rusia. Negara yang memisahkan Rusia dengan negara-negara NATO adalah Finlandia, Belarusia, dan Ukraina. 

Oleh karena itu, Rusia mengambil Georgia, Crimea, Belarusia yang kini sudah ditangan Rusia. Sedangkan Finlandia dan negara Nordic sikapnya negara, serta tidak memiliki tentara yang kuat dan juga bukan member NATO. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Sarankan Pemerintah Manfaatkan Flare Gas Untuk Tambah APBN

Penulis: Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)