Korban Tragedi 1965, Permintaan Maaf Belanda Pukulan Keras Buat Jokowi

Salah satu korban tragedi 1965  merespon permintaan maaf pemerintah Belanda pada Indonesia atas Tragedi tersebut dan menilai seharusnya hal ini juga menjadi koreksi untuk pemerintah dan Jokowi.

Korban Tragedi 1965, Permintaan Maaf Belanda Pukulan Keras Buat Jokowi
Korban Tragedi 1965, Permintaan Maaf Belanda Pukulan Keras Buat Jokowi. Gambar: liputan6.com/ Angga Y

BaperaNews - Salah satu korban pelanggaran HAM berat di tragedi 1965  lalu, bernama Bedjo Untung merespon sikap baik pemerintah Belanda yang meminta maaf pada Indonesia atas Tragedi kekerasan yang dilakukannya tahun 1945 -1949. Bedjo menilai permintaan maaf tersebut seharusnya juga menjadi koreksi bagi jajaran pemerintahan Jokowi untuk meminta maaf pada para korban.

“Ini adalah sindiran dan pukulan berat untuk pemerintah Indonesia, yang seharusnya juga melakukan hal sama, yakni meminta maaf kepada para korban tragedi pelanggaran HAM berat khususnya tahun 1965” ujarnya ketika dihubungi via telepon Jumat 18 Februari 2022.

Korban pada tragedi tersebut saat ini sudah banyak yang menua, sakit-sakitan, dan tidak sedikit yang sudah meninggal dunia, namun permintaan maaf menurutnya bisa menjadi hiburan dan pelipur lara tersendiri bagi para korban yang masih hidup hingga saat ini.

Bedjo yang juga menjadi Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan YPKK tahun 1965 – 1966 itu menilai permintaan maaf adalah suatu langkah awal untuk menyelesaikan masalah di masa lalu akibat pelanggaran HAM oleh negara, setelahnya perlu dipenuhi hak-hak korban seperti memulihkan nama baik, kompensasi, rehabilitasi, dan reparasi.

Baca Juga: Lukas Enembe Geram Dikaitkan Deklarasi Gerakan Papua Merdeka

“Nama Jokowi tentu akan jadi harum jika beliau bisa menyelesaikan masalah pelanggaran HAM berat tersebut” tambahnya. Menurutnya, banyak pihak selama ini sudah mendesak Jokowi untuk menyampaikan maaf sebab masa tragedi 1965 adalah martir berdirinya Orde Baru.

“Kalau permintaan maaf itu dari Pak Jokowi dirasa berat hari, cukup lakukan penyesalan, pernyataan penyesalan bahwa telah terjadi pembunuhan masal di tragedi 1965 yang membuat jutaan orang terbunuh” lanjutnya.

Dengan demikian artinya pemerintah menyadari bahwa pada tragedi 1965 tersebut telah terjadi tindakan kejahatan kemanusiaan yang melibatkan aparat negara, bahkan di kala itu juga melibatkan para pihak asing seperti Inggris, CIA, dan Jerman.

“Pemerintah Indonesia kurang apa lagi? saya dengan ini mendesak agar Pak Jokowi meminta maaf dan menyelesaikan janjinya, setidaknya di akhir masa pemerintahannya ini harus bisa diselesaikan” bebernya.

Namun Bedjo menduga Jokowi punya hambatan untuk melakukannya karena di lingkaran politik masih banyak orang dari sisa Orde Baru. Sebelumnya Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte minta maaf kepada Indonesia karena di masa agresi militer Belanda tahun 1945 – 1949 lalu banyak terjadi kekerasan berlebihan dilakukan oleh kolonial.

Baca Juga: Warga Mampang Respons Anies Dihukum Keruk Kali Mampang, Sudah Dangkal