Jalan Lintas Barat Bengkulu Padang Terendam Banjir, 4 Desa Terisolasi
BPDB Bengkulu memberikan informasi jalan lintas barat dari Bengkulu hingga Padang, Sumatera tidak bisa dilewati karena terendam banjir.
BaperaNews - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bengkulu memberikan informasi jalan lintas barat dari Bengkulu hingga Padang, Sumatera tidak bisa dilalui karena terendam banjir lebih dari satu meter, empat desa pun terisolasi aksesnya akibat banjir yang cukup tinggi tersebut.
Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Bengkulu, Kristian Hermansyah mengatakan empat desa yang terisolir tersebut ialah Tanjung Genting, Sungai Pura, Talang Renah, dan Talang Lembak yang semuanya berada di Kecamatan Air Besi, Kabupaten Bengkulu Utara.
“Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, masyarakat desa di keempat desa terisolir tersebut sudah dievakuasi oleh tim” ujarnya. Masyarakat mengungsi ke rumah tetangga dekat atau kerabatnya. Kata Kristian, keempat desa tersebut terisolir karena warga luar tidak bisa masuk dimana akses utamanya tertutup banjir setinggi lebih dari satu meter dan tidak ada jalur lain selain akses utama tersebut.
Selain empat desa terisolir tersebut, ada pula desa yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai satu meter, yakni Desa Batik Nay, Suka Marga, Bintunan, dan Pagar Ruyung di Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu Utara.
Baca Juga: Rem Blong, Bus Pariwisata Alami Kecelakaan Tunggal Di Bantul Hingga Tewaskan 13 Orang
Banjir tersebut akibat dari hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari di Jalan Lintas Barat Bengkulu hingga Padang Sumatera Barat, desa Suka Marga dan Batik Nau hingga kini belum bisa dilewati. Antrian kendaraan mencapai 1 km dan saat ini polisi lalu lintas yang bertugas mengalihkan arus ke jalan lintas Desa Urai.
Banjir saat ini memang tengah merendam berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta di minggu lalu yang sudah surut, Cianjur, Aceh, Papua, Solok Selatan Sumbar, hingga Ogan Komering Ulu. Belum ada korban jiwa namun lahan pertanian warga dan rumah warga banyak yang rusak akibat terendam banjir sehingga diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah.
Sedangkan banjir di Aceh dan Papua dua minggu lalu merenggut korban jiwa karena terseret arus. Sejumlah warga dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi untuk mencegah potensi bahaya. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bukittinggi, Ibentaro Samudera, selain karena hujan deras selama beberapa hari, banjir juga terjadi karena masalah sampah dan drainase yang buruk.
Pemerintah berharap masyarakat tidak hanya menunggu bantuan namun juga melakukan upaya pencegahan banjir dengan cara tidak membuang sampah ke sungai dan melakukan kerja bakti untuk membersihkan sampah di wilayah masing-masing.
Baca Juga: Konser di Makassar Dibubarkan, Hasil Tes Antigen 22 Penonton Positif Covid-19